Bocah Perakit Jam Dikira Bom Hengkang ke Qatar - Kompas.com
Rabu, 3 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Bocah Perakit Jam Dikira Bom Hengkang ke Qatar

Rabu, 21 Oktober 2015 | 12:16 WIB
DallasNews Ahmed Mohamed menunjukkan jam digital bikinannya yang disangka bom oleh sang guru.

KOMPAS.com - Dewi Fortuna seperti tak ingin lepas dari bocah perakit jam digital Ahmed Mohamed. Sehari setelah menjadi tamu kehormatan Presiden AS Barrack Obama, Ahmed mendapat tawaran untuk melanjutkan pendidikan di Qatar.

Di sana, Ahmed akan mengikuti program bertajuk "Young Innovators" yang didanai Qatar Foundation. Beasiswa itu meliputi pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan komunitas.

"Saya akan bertemu anak-anak yang juga tertarik dengan teknologi. Saya juga bakal belajar banyak dan bersenang-senang di sana," kata Ahmed, sebagaimana dilaporkan Techcrunch dan dihimpun KompasTekno, Rabu (21/10/2015).

Bocah berusia 14 tahun ini bersama keluarganya akan pindah ke Qatar.

"Ini berarti, kami sekeluarga akan pindah ke Qatar dimana Ahmed akan menerima beasiswa penuh untuk pendidikan sekolah menengah dan universitas," ujar perwakilan keluarga dalam sebuah pernyataan.

Kisah Ahmed merupakan gambaran bahwa kesialan bisa berbuah manis. Sebelumnya, jam digital yang dibuat bocah ini disangka bom oleh guru sekolahnya.

Ahmed pun sempat mendapat perlakuan tak adil. Polisi keamanan sekolah mendatanginya dan sempat memborgol kedua tangan Ahmed.

Setelah ditelaah, Ahmed terbukti tak bersalah. Namun pihak sekolah belum melayangkan permohonan maaf.

Peristiwa yang dialami Ahmed kemudian menjadi viral di media sosial. Hal ini sampai ke telinga para petinggi perusahaan teknologi.

CEO Facebook Mark Zuckerberg, CEO Twitter Jack Dorsey, dan masih banyak petinggi lainnya, menyemangati Ahmed lewat media sosial. Bahkan politikus Hillary Clinton dan Barrack Obama juga melanturkan dukungan moral untuk Ahmed lewat internet.

Setelah dizalimi, keberuntungan datang bertubi-tubi pada Ahmed. Ia diundang ke markas para raksasa teknologi, diajak mengobrol dengan para petinggi perusahaan TI dan mendapat banyak tawaran beasiswa.

Menurut keterangan pers yang dilayangkan Qatar Foundation, hari ini Ahmed dan keluarganya dijadwalkan berangkat ke Qatar.

Penulis: Fatimah Kartini Bohang
Editor : Reza Wahyudi
Sumber: TechCrunch