Steve Wozniak Juga Pernah Dibui gara-gara "Bom Palsu" - Kompas.com
Jumat, 5 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Steve Wozniak Juga Pernah Dibui gara-gara "Bom Palsu"

Kamis, 17 September 2015 | 16:03 WIB
MARCEL ANTONISSE/AFP Salah seorang pendiri Apple, Steve Wozniak



KOMPAS.com — Kisah Ahmed Mohamed, bocah perakit jam digital yang ditangkap polisi, mengingatkan Steve Wozniak pada masa lalunya. Salah satu pendiri Apple yang terkenal dengan kemampuan teknisnya tersebut pernah dibui semalam di pusat penahanan remaja kala duduk di bangku SMA.

Kala itu, Wozniak membuat alat pengatur tempo lagu atau metronom elektronik. Alat itu sengaja ia selipkan pada loker salah satu temannya dengan tujuan iseng.

Suara yang diproduksi metronom elektronik itu serupa dengan jam penghitung mundur bom. Saat loker dibuka, suara metronom semakin kencang dan cepat.

Hal tersebut mengundang kegaduhan di sekolah. Wozniak pun puas menertawakan kepanikan teman-teman dan gurunya.

"Saya tak bisa menahan tawa ketika petugas sekolah lari ke lapangan bola dari gedung C tempat loker itu berada," ujar Wozniak mengenang peristiwa itu lewat tulisan di laman Facebook miliknya, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Rabu (17/9/2015).

Atas perbuatannya, Wozniak diboyong ke pusat penahanan remaja. Dia harus membayar buah keisengannya dengan bermalam di penjara semalaman.

Dari kisah yang ia bagi, Wozniak dan Ahmed sama-sama dipenjara karena merakit perangkat elektronik. Bedanya, Wozniak memang sengaja menyebar kegaduhan.

Sementara itu, Ahmed tak berniat membuat ulah dari jam rakitannya. Bocah 14 tahun tersebut hanya ingin memamerkan karyanya.

Ia tak menyangka jika guru-gurunya akan curiga bahwa jam tersebut adalah bom rakitan. Untungnya, saat ini Ahmed sudah dibebaskan. Para netizen juga masih aktif melayangkan dukungan maya lewat berbagai media sosial. Salah satunya di Twitter, dengan menyematkan tagar #IStandWithAhmed.

Penulis: Fatimah Kartini Bohang
Editor : Reza Wahyudi
Sumber: Facebook