JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo)
Rudiantara mendorong operator untuk berbagi infrastruktur aktif dalam penyelenggaraan layanan telekomunikasinya. Misalnya dalam hal
radio access network.
Menurutnya, selama ini para operator memang sudah saling berbagi. Namun baru terbatas pada infrastruktur pasif saja, misalnya tower base transceiver station (BTS) dan sarana penunjang lainnya.
"Kita coba tarik lebih jauh apakah memungkinkan untuk sharing di radio access network, di perangkatnya. Kalau itu bisa dilakukan tentu akan menghemat banyak dari investasi yang sekarang kurang lebih 2 miliar
dollar AS setahun," terangnya saat ditemui di sela pembukaan Simposium Keamanan Cyber di Hotel Puri Denpasar, Senin (7/9/2015) sore.
"Mesti dilihat juga siapa saja yang nanti bisa melakukan, apa keseluruhan atau sebagian saja. Mungkin nanti juga harus memikirkan perubahan model bisnis dari
capital expenditure (capex) atau
operational expenditure (opex)," tambah
Rudiantara.
Ia mengatakan usul tersebut atas permintaan dari para operator telekomunikasi supaya dapat melakukan penghematan investasi dan operasional. Selain itu, dia juga tidak menutup kemungkinan antar-operator untuk berbagi frekuensi dan membuat aturan baru demi mengakomodir hal tersebut.
Namun semuanya masih dalam proses pembahasan dengan para pemangku kepentingan dan
Rudiantara menarget akan mengambil keputusan pada tahun ini. Harapannya efisiensi yang dilakukan bisa bermanfaat bagi industri maupun pelanggan, terlepas dari pelemahan rupiah yang sedang terjadi.
"Kita lihat sejauh mana bisa mendorong, termasuk perubahan regulasi. Kalau tidak dilakukan strategi ini, secara industri rupiah yang diivestasikan meningkat terus. Masalahnya ke pelanggan gimana?" ujar
Rudiantara.
"Kalau dibebankan ke operator akan mengurangi margin mereka. Kalau dibebankan ke pelanggan, pelanggan jadi harus bayar lebih. Nah
sustainability itu kita perhatikan daya beli masyarakatnya, juga jangan sampai demi daya beli itu sampai mengorbankan operator," imbuhnya.