KOMPAS.com - Era Adobe Flash sebagai pemutar video berkualitas tampaknya akan segera berakhir, seiring makin santernya penolakan dari berbagai perusahaan teknologi.
Sejak Juli lalu,
Facebook sudah mendesak Adobe untuk memensiunkan Flash. Mozilla dan
Google pun kemudian memblokir alat pemutar video itu supaya tidak bisa lagi bekerja secara otomatis.
Kini perusahaan-perusahaan teknologi besar dunia, antara lain
Microsoft,
Google, Intel, Amazon, Mozilla, Netflix dan Cisco bekerja sama membentuk
Alliance for Open Media untuk membuat pengganti Flash.
Dilansir
KompasTekno dari
Mashable, Kamis (3/9/2015), tujuan aliansi tersebut adalah menciptakan format video
open source yang bebas royalti. Mereka juga merancang
video codec untuk
streaming berkualitas tinggi di perangkat apapun.
Format baru tersebut rencananya akan dirilis dalam naungan lisensi Apache 2.0 dan bisa dipakai siapapun.
"Dunia
web tidak berhenti berubah, begitu juga dengan kita. Seiring peningkatan resolusi dan
framerate, akan ada lebih banyak kebutuhan untuk
codec baru dengan rasio kompresi terbaik," terang Interim CTO and Platform Engineering Vice President. David Bryant.
Sayangnya,
Facebook dan Apple tidak terlihat bergabung dengan aliansi itu, kendati mereka termasuk yang menolak Flash. Apple sendiri sekarang masih sibuk dengan usahanya membuat konten sendiri, melalui Amazon dan Netflix.
Selama ini, Adobe Flash digunakan sebagai standar pemutaran video di berbagai perangkat. Namun piranti lunak yang sudah dipakai sejak era 90-an itu dinilai ketinggalan zaman.
Flash dianggap mempengaruhi kinerja, umur baterai dan masalah keamanan. Sudah berkali-kali ditemukan lubang keamanan dalam piranti lunak ini dan berkali-kali pula Adobe menambalnya.