Jokowi: Asumsi ICP 60 Dollar AS Mempertimbangkan Pasokan Minyak dan Kondisi Geopolitik - Kompas.com
Senin, 1 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Jokowi: Asumsi ICP 60 Dollar AS Mempertimbangkan Pasokan Minyak dan Kondisi Geopolitik

Jumat, 14 Agustus 2015 | 15:07 WIB
SHUTTERSTOCK Ilustrasi
JAKARTA, KOMPAS.com –  Asumsi Indonesia Crude Price (ICP) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 dipatok di level 60 dollar AS. Demikian disampaikan Presiden RI Joko Widodo dalam pembacaan postur RAPBN 2016 di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2015).

“Asumsi ICP dalam RAPBN 2016 diperkirakan sebesar 60 dollar AS per barrel. Asumsi ini mempertimbangkan pasokan minyak dan kondisi geopolitik,” kata Jokowi.

Sementara itu, dia menyampaikan asumsi kapasitas produksi minyak dan gas bumi dalam RAPBN 2016 mencapai 1,985 juta barel setara minyak per hari, dengan rincian produksi minyak bumi sebanyak 830.000 barel per hari, dan produksi gas bumi sebesar 1,155 juta barrel setara minyak per hari.

Presiden Jokowi dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan bahwa asumsi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di level Rp 13.400 per dollar AS. Adapun pertumbuhan ekonomi diperkirakan di level 5,5 persen dengan laju inflasi di kisaran 4,7 persen.

Laju inflasi yang dipatok di tingkat 4,7 persen dipengaruhi oleh perkembangan harga komoditas dan energi kimia, serta pergerakan nilai tukar rupiah dan perubahan iklim.

Jokowi memastikan,untuk menjaga laju inflasi sesuai target pemerintah akan bekerjasama dengan Bank Indonesia dan pemerintah daerah.

Adapun nilai tukar rupiah yang diperkirakan di level Rp 13.400 per dollar AS dipengaruhi oleh perbaikain ekonomi Amerika Serikat, perlambatan China dengan adanya devaluasi yuan, serta pemulihan ekonomi di Yunani dan Eropa. Presiden Jokowi juga menyampaikan, rata-rata suku bunga SBN 3 bulan di level 5,5 persen dan diharapkan dapat menarik investor.

“Asumsi ini diharapkan dapat mencerminkan kondisi perekonomian yang realistis, dan dapat mendorong kepercayaan pasar yang lebih tinggi,” pungkas Jokowi.
Penulis: Estu Suryowati
Editor : Erlangga Djumena