JAKARTA, KOMPAS.com – Asumsi Indonesia Crude Price (ICP) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 dipatok di level 60
dollar AS. Demikian disampaikan Presiden RI
Joko Widodo dalam pembacaan postur RAPBN 2016 di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2015).
“Asumsi ICP dalam RAPBN 2016 diperkirakan sebesar 60
dollar AS per barrel. Asumsi ini mempertimbangkan pasokan minyak dan kondisi geopolitik,” kata Jokowi.
Sementara itu, dia menyampaikan asumsi kapasitas produksi minyak dan gas bumi dalam RAPBN 2016 mencapai 1,985 juta barel setara minyak per hari, dengan rincian produksi minyak bumi sebanyak 830.000 barel per hari, dan produksi gas bumi sebesar 1,155 juta barrel setara minyak per hari.
Presiden Jokowi dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan bahwa asumsi nilai tukar rupiah terhadap
dollar AS di level Rp 13.400 per
dollar AS. Adapun pertumbuhan ekonomi diperkirakan di level 5,5 persen dengan laju inflasi di kisaran 4,7 persen.
Laju inflasi yang dipatok di tingkat 4,7 persen dipengaruhi oleh perkembangan harga komoditas dan energi kimia, serta pergerakan nilai tukar rupiah dan perubahan iklim.
Jokowi memastikan,untuk menjaga laju inflasi sesuai target pemerintah akan bekerjasama dengan
Bank Indonesia dan pemerintah daerah.
Adapun nilai tukar rupiah yang diperkirakan di level Rp 13.400 per
dollar AS dipengaruhi oleh perbaikain ekonomi
Amerika Serikat, perlambatan
China dengan adanya devaluasi yuan, serta pemulihan ekonomi di Yunani dan Eropa. Presiden Jokowi juga menyampaikan, rata-rata suku bunga SBN 3 bulan di level 5,5 persen dan diharapkan dapat menarik investor.
“Asumsi ini diharapkan dapat mencerminkan kondisi perekonomian yang realistis, dan dapat mendorong kepercayaan pasar yang lebih tinggi,” pungkas Jokowi.