Apple Siri Rusia Tunjukkan Sikap Anti-homoseksual - Kompas.com
Senin, 8 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Apple Siri Rusia Tunjukkan Sikap Anti-homoseksual

Kamis, 16 April 2015 | 15:03 WIB
Apple iOS 8, sistem operasi mobile Apple terbaru disertakan di iPhone 6 dan iPhone 6 Plus. OS ini juga tersedia untuk perangkat lain yang didukungnya, dan bisa diunduh mulai 17 September 2014.
KOMPAS.com — Awal April ini, Apple baru merilis sistem operasi teranyar untuk iPhone dan iPad, yakni iOS 8.3. Beberapa pembaruan dan penambahan fitur disematkan.

Yang paling menonjol adalah penambahan ratusan varian emoji dan beberapa bahasa pada Siri. Kini, Siri mampu berbahasa Rusia, Thailand, Swedia, Turki, Portugal, dan Belanda.

Namun, ada yang mengganjal dari Siri versi Rusia. Dilansir KompasTekno, Kamis (16/4/2015) dari TheVerge, personal assistant virtual tersebut menunjukkan sikap diskriminasi terhadap kaum homoseksual.

Isu ini pertama kali dimunculkan oleh Alex, warga Rusia yang mendapat respons negatif dari Siri ketika ia gunakan di London. Alex membeberkan sikap anti-homo Siri dalam video yang diunggah ke YouTube.



Dalam video tersebut, Alex bertanya, "Apakah pernikahan sesama jenis normal?" "Saya percaya ini adalah hal negatif," begitu respons Siri.

Tak cukup dengan itu, Alex kembali menguji sikap Siri. Pria ini bertanya ihwal keberadaan klub sesama jenis di area sekitar tempat tinggalnya. Siri pun kembali menjawab dengan nada menjatuhkan. "Saya bakal beri tanda merah, jika saya bisa," katanya.

Sikap konservatif Siri hanya bertahan beberapa saat. Segera setelah Apple menyadari hal tersebut, pabrikan Cupertino itu langsung memperbaiki sistem pada Siri versi Rusia.

Kini, jika pengguna Siri Rusia bertanya tentang lokasi klub gay, Siri bakal menunjukkan lokasi akurat tanpa menyela.

Bagaimanapun, respon cepat Apple patut diapresiasi. Namun, belum jelas kenapa Siri bisa bersikap seperti itu sebelumnya. Apalagi, hal tersebut dikhususkan untuk Rusia, negara yang menjunjung tinggi hak pecinta sesama jenis.
Penulis: Fatimah Kartini Bohang
Editor : Reza Wahyudi
Sumber: The Verge