LONDON, KOMPAS.com - CEO Consumer Business Group Huawei, Richard Yu saat memperkenalkan
smartphone terbaru Huawei P8 di London, Rabu (15/4/2015) mengatakan bahwa
smartphone andalan terbarunya itu memiliki fitur kamera setara DSLR. Teknologi apa saja yang disertakan dalam kamera tersebut?
"Kamera yang bagus tidak hanya beresolusi tinggi saja, kebanyakan kamera
smartphone lemah dalam dua hal, yaitu saat menangani
scene yang minim cahaya (
low light) dan kontras yang tinggi," ujar Yu dalam presentasinya semalam.
Berangkat dari situlah Huawei mendesain kamera dalam P8 dengan sensor yang memiliki empat warna, yaitu RGBW, atau merah hijau, biru dan putih. Biasanya, sensor kamera baik di
smartphone maupun di kamera DSLR hanya memiliki tiga sensor warna utama, yaitu RGB (merah, hijau, biru).
Dengan penambahan sensor warna putih ini, Huawei mengklaim kemampuan kamera lebih baik dalam menangani pemotretan di kondisi minim cahaya, atau saat memotret di kondisi kontras yang tinggi, seperti saat suasana terik di pantai.
Huawei mengklaim sensor barunya itu bisa meningkatkan kecerahan foto sebesar 32 persen, serta mengurangi bintik foto sebesar 78 persen saat digunakan memotret di tempat yang remang.
Sensor kamera yang disertakan Huawei sendiri untuk kamera utamanya memilii resolusi 13 megapiksel. Sementara sensor kamera depannya beresolusi 8 megapiksel.
Sama dengan Apple yang mengintegrasikan sistem stabilisasi optik lensa, Huawei juga mengintegrasikan OIS (
optical image stabilizer) di kamera
smartphone-nya.
Namun bedanya, sistem stabilisasi optik P8 dirancang untuk bisa mengkompensasi gerakan atau getaran yang lebih tinggi. Jika
iPhone 6 memiliki lensa kamera yang bisa menetralkan getaran sebesar 0,6 derajat dari sumbunya, maka lensa P8 memiliki fleksibilitas dua kali lipatnya, yaitu 1,2 derajat.
"Dengan demikian, lensa bisa mengkompensasi gerakan dengan lebih baik dan stabil saat memotret," ujar Yu di hadapan para jurnalis yang hadir, termasuk wartawan
KompasTekno, Wicak Hidayat.
Fitur OIS ini berguna saat kamera dipakai untuk memotret di kondisi minim cahaya atau remang. Biasanya di kondisi seperti itu, kecepatan
shutter yang didapat akan lambat.
Jika tangan tidak menggenggam
smartphone secara mantap, atau jika tidak menggunakan tripod, sering terjadi goyangan selama kamera merekam foto, akibatnya hasil foto terlihat blur (kabur).
Lensa di bagian belakang
smartphone juga didesain tidak menonjol keluar dari permukaan belakang
smartphone. Tidak seperti
iPhone 6 yang lensanya menonjol sekitar 0,6 mm.
Pemrosesan gambar dalam Huawei P8 ditangani oleh prosesor tersendiri yang terpisah dari prosesor
smartphone yang digunakan. Teknologi ini disebut Huawei dengan nama Independent ISP (
image signal processor). Prosesor gambar yang digunakan adalah buatan Altek.
Dengan menabahkan prosesor gambar khusus, maka diharapkan kinerja kamera
smartphone lebih optimal, karena tidak meminjam prosesor
smartphone yang bisa menangani banyak tugas sekaligus.
Dari segi
software, kamera Huawei P8 dilengkapi dengan fitur Light Painting Function. Fitur ini pada dasarnya adalah kemampuan memotret obyek bergerak dengan
exposure yang lama, seperti memotret lampu-lampu mobil yang sedang berjalan di malam hari, gerakan air, light graffit, atau pergerakan bintang di malam hari.
P8 juga menyediakan fitur Instant Preview Function, dimana
smartphone akan menampilkan hasil foto yang akan diambil, sebelum foto dibuat. "Dengan fitur ini, apa yang Anda lihat adalah apa yang Anda dapat, ini tidak ada di kamera DSLR," ujar Yu.
Huawei P8, smartphone
Android 5,2 inci terbaru Huawei yang diluncurkan di London terdiri atas empat pilihan warna, yaitu champagne,
Gold, abu-abu. Warna hitam karbon tersedia hanya untuk versi 64 GB-nya saja.
Smartphone ini diperkirakan mulai masuk Indonesia sekitar bulan Mei atau Juni mendatang.