Kaleidoskop 2016
Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..
Ujian Masuk Play Store Kini Mirip Apple
Rabu, 18 Maret 2015 | 16:06 WIB
Ilustrasi.
Terkait
KOMPAS.com - Google punya kebijakan baru soal "ujian masuk" Play Store. Kini, semua aplikasi Android yang akan masuk ke Play Store, akan diteliti terlebih dulu secara manual. Jika memenuhi standar, barulah aplikasi boleh melenggang masuk ke toko aplikasi Android tersebut.
Sebelumnya, pengembang aplikasi dapat dengan bebas memasukkan aplikasinya ke Play Store tanpa ada tahapan pengulasan yang panjang. Inilah yang membedakan Play Store dengan kompetitornya, Apple App Store.
Maka dengan adanya kebijakan baru ini, bisakah dikatakan Google mengikuti jejak Apple? Tampaknya Google tak ambil pusing dengan kemungkinan perusahaannya diklaim mengekor Apple. Google lebih mengutamakan keamanan penggunanya.
Dilansir KompasTekno, Rabu (18/3/2015) dari TheVerge, pengulasan panjang dilakukan untuk menghadang serangan malware dan munculnya aplikasi-aplikasi tiruan di di Play Store.
Dalam pengulasan ini, Google membentuk tim ahli yang bertanggungjawab untuk mengidentifikasi standar bagi aplikasi yang boleh dan tidak boleh masuk Play Store. Syarat yang dimaksud di antaranya harus memiliki sistem keamanan yang tangguh, tak mengandung kekerasan, dan tak menyinggung kelompok tertentu.
Walau banyak porsi pengulasan yang dilakukan secara manual, Google mengaku ada pula proses yang dilakukan secara otomatis dengan sistem tertentu. "Apa yang kami rasa bisa ditangani mesin, bakal ditangani mesin. Apa yang membutuhkan kajian manusia, makan akan dilakukan para ahli," kata Kepala Pengembangan Bisnis Play Store Purnima Kochikar.
"Ujian" Play Store lebih cepat
Terkait waktu yang dibutuhkan untuk mengulas aplikasi sebelum tayang, Kochikar menjamin tak bakal membuat pengembang menunggu lama. "Kami bisa melakukan pengulasan dalam waktu beberapa jam saja," kata dia.
Kochikar mengatakan, pengembang aplikasi tak bakal merasakan perubahan yang berarti dari kebijakan baru ini. Jika benar demikian, metode yang diterapkan Play Store bisa dibilang berbeda dengan Apple.
Pasalnya, pengembang aplikasi iOS biasanya harus menunggu beberapa hari bahkan beberapa minggu, sebelum aplikasinya resmi tersemat di Apple App Store.
Sebelumnya, pengembang aplikasi dapat dengan bebas memasukkan aplikasinya ke Play Store tanpa ada tahapan pengulasan yang panjang. Inilah yang membedakan Play Store dengan kompetitornya, Apple App Store.
Maka dengan adanya kebijakan baru ini, bisakah dikatakan Google mengikuti jejak Apple? Tampaknya Google tak ambil pusing dengan kemungkinan perusahaannya diklaim mengekor Apple. Google lebih mengutamakan keamanan penggunanya.
Dilansir KompasTekno, Rabu (18/3/2015) dari TheVerge, pengulasan panjang dilakukan untuk menghadang serangan malware dan munculnya aplikasi-aplikasi tiruan di di Play Store.
Dalam pengulasan ini, Google membentuk tim ahli yang bertanggungjawab untuk mengidentifikasi standar bagi aplikasi yang boleh dan tidak boleh masuk Play Store. Syarat yang dimaksud di antaranya harus memiliki sistem keamanan yang tangguh, tak mengandung kekerasan, dan tak menyinggung kelompok tertentu.
Walau banyak porsi pengulasan yang dilakukan secara manual, Google mengaku ada pula proses yang dilakukan secara otomatis dengan sistem tertentu. "Apa yang kami rasa bisa ditangani mesin, bakal ditangani mesin. Apa yang membutuhkan kajian manusia, makan akan dilakukan para ahli," kata Kepala Pengembangan Bisnis Play Store Purnima Kochikar.
"Ujian" Play Store lebih cepat
Terkait waktu yang dibutuhkan untuk mengulas aplikasi sebelum tayang, Kochikar menjamin tak bakal membuat pengembang menunggu lama. "Kami bisa melakukan pengulasan dalam waktu beberapa jam saja," kata dia.
Kochikar mengatakan, pengembang aplikasi tak bakal merasakan perubahan yang berarti dari kebijakan baru ini. Jika benar demikian, metode yang diterapkan Play Store bisa dibilang berbeda dengan Apple.
Pasalnya, pengembang aplikasi iOS biasanya harus menunggu beberapa hari bahkan beberapa minggu, sebelum aplikasinya resmi tersemat di Apple App Store.
| Penulis | : Fatimah Kartini Bohang |
| Editor | : Reza Wahyudi |
| Sumber | : The Verge |
