JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak dilantik menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta,
Djarot Saiful Hidayat jarang terlihat berkantor di Balai Kota. Suasana di ruang wakil gubernur di lantai 2 Balai Kota pun tak sehidup saat
Basuki Tjahaja Purnama menjabat sebagai wagub.
Pada siang hari, ruang kerjanya sudah tak berpenghuni. Pada sore hari pun, lampu, peralatan elektronik, serta pendingin ruangan telah dimatikan.
Biasanya, keberadaan
Djarot di Balai Kota ialah untuk mengikuti rapat pimpinan (rapim) maupun rapat bertemu dengan tamu-tamu yang datang kepadanya. Namun, setelah acara selesai,
Djarot bisanya langsung meninggalkan Balai Kota.
Tak jarang ia mengajak wartawan untuk
blusukan meninjau program Pemprov DKI di lapangan. Namun, tak jarang pula kegiatannya di luar saat jam kerja ialah untuk mengurusi internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (
PDI-P).
Djarot saat ini tercatat masih aktif menjabat sebagai Ketua DPP
PDI-P. Seperti pada pelaksanaan Konferda
PDI-P DKI, Rabu (11/3/2015) lalu,
Djarot menghadiri konferensi itu meski masih jam kerja sebagai Wagub DKI.
Selain itu, agenda
Djarot beberapa pekan ini tidak pernah ter-
publish oleh Pemprov DKI sehingga banyak wartawan yang tidak mengetahui kegiatannya. Bagaimana tanggapan Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama melihat hal tersebut?
"Kemarin Pak
Djarot upacara sama
TNI dan Satpol PP, habis itu keliling-keliling kali," kata Basuki.
Namun, setelah itu, Basuki justru kembali menyebut nama artis Dian Sastro dan
Raisa yang dulu dijagokannya menjadi calon wagub DKI. Meski demikian, menurut Basuki,
Djarot adalah tokoh yang pantas menjadi wagub karena berpengalaman menata kota saat menjadi Wali Kota Blitar selama dua periode.
"Makanya gue pengen wagub itu kayak Dian Sastro sama
Raisa. Tapi, kan mesti pilih yang pengalaman. Kalau gue pilih
Raisa, nanti lu protes sama gue," seloroh Basuki seraya terkekeh.