Batasan Aman Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak - Kompas.com
Rabu, 3 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Batasan Aman Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak

Jumat, 6 Februari 2015 | 11:10 WIB
Shutterstock Ilustrasi


JAKARTA, KOMPAS.com –
Kemajuan teknologi pangan, kemajuan ekonomi, serta serbuan pangan instan,  mendorong perubahan pola makan yang tidak sehat, yakni tinggi lemak, tinggi gula, tinggi garam, rendah serat. Pola makan semacam ini berdampak pada meningkatnya kasus kegemukan dan penyakit degeneratif.

"Tingkat konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih masyarakat Indonesia meningkat setiap tahunnya. Angka penyakit tidak menular juga meningkat,” ujar Kepala Sub Bagian Kemitraan Promosi Kesehatan Kemkes RI Theresia Irawati di Gedung Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Kamis (5/2/2015).

Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, sebanyak 26,2 persen penduduk Indonesia mengkonsumsi garam berlebih, naik dari tahun 2009 yakni 24,5 persen dan lemak berlebih 40,7 persen naik dari tahun 2009 yakni 12,8 persen. 

Sebagai contoh, satu potong donat cokelat mengandung sekitar 1,5 sendok makan gula. Kemudian dalam segelas minuman bersoda mengandung sekitar 2,5 sendok makan gula. Konsumsi sepotong donat dan minuman soda saja sudah memenuhi batasan konsumsi gula, yaitu, 4 sendok makan atau 50 gram per hari per orang.

Batas konsumsi gula, garam, dan lemak yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan RI (Kemkes) per orang per hari yaitu 50 gram (4 sendok makan) gula, 2000 miligram natrium/sodium atau 5 gram garam (1 sendok teh), dan untuk lemak hanya 67 gram (5 sendok makan minyak). Untuk memudahkan, rumusannya adalah G4 G1 L5.

Kasubdit Bina Konsumsi Makanan Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemkes RI Pudjo Hartono menjelaskan, gula merupakan salah satu sumber energi yang dibutuhkan manusia. Namun, jika berlebihan, gula dapat menyebabkan obesitas dan diabetes tipe 2.

“Gula alami juga terkandung dalam buah-buahan segar. Jadi sebenarnya kita tidak perlu tambahan gula lagi,” terang Pudjo.

Sementara itu, garam mengandung natrium dan sodium. Garam dalam jumlah sedikit dibutuhkan untuk mengatur kandungan air dalam tubuh. Jika berlebihan, garam dapat menyebabkan hipertensi hingga stroke. Contoh makanan yang mengandung garam yaitu dalam 1 sendok makan kecap terdapat ¼ sendok teh garam dan dalam 1 bungkus mie instan mengandung sekitar ¾ sendok teh garam.

Sedangkan lemak, juga diperlukan dalam tubuh sebagai cadangan energi. Lemak berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit jantung hingga kanker. Lemak dapat berbentuk padar dan cair (minyak). Lemak pun banyak ditemui pada makanan yang digoreng. Misalnya, dalam 1 potong ayam goring tepung, emngandung sekitar 2 sendok makan minyak.

Program edukasi “Cermati Konsumsi Gula, Garam, Lemak (GGL) dan Baca Label Kemasan Makanan” pun digelar ntuk 200 dokter Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta pada Rabu (4/2/2015) hingga Kamis (5/2/2015). Program yang digelar Nutrifood, bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk membatasi konsumsi GGL.

Penulis: Dian Maharani
Editor : Lusia Kus Anna