Pestanya Komunitas, Mengejar Mimpi Smart City - Kompas.com
Senin, 8 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Pestanya Komunitas, Mengejar Mimpi Smart City

Rabu, 24 Desember 2014 | 09:44 WIB
Dok. Rumah Komunitas
Pakar tata ruang perkotaan Emil Dardak (berdiri) dalam diskusi santai bersama komunitas di Depok, Minggu (14/12/2014), menjelang Depok Community Festival, 28 Desember 2014.

KOMPAS.com - Depok Community Festival akan kembali digelar untuk ketiga kalinya. Ini adalah perhelatan komunitas terbesar yang diadakan di Depok, mengumpulkan komunitas dari berbagai minat dan hobi.

Kegiatan yang akrab dengan sebutan DCF itu akan diadakan Minggu, 28 Desember 2014 di area parkir LIA Depok, Jalan Margonda Raya. Tema yang diusung, seperti disampaikan dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Rabu (24/12/2014), adalah Urban Civic Movement.

Urban Civic Movement merujuk pada sebuah gerakan berbasis komunitas untuk mewujudkan Depok sebagai kota yang lebih baik. Salah satu aspirasinya adalah mewujudkan Depok sebagai Smart City. Tentunya, dengan penekanan pada kenyamanan bagi penghuninya.

Sebelumnya, lewat tema yang sama, komunitas di Depok telah mengadakan forum diskusi yang menghubungkan Depok dengan pakar Smart City di Bandung dan Chicago. Diskusi santai tersebut digelar dengan memanfaatkan teknologi teleconference.

“Mimpi memiliki kota yang atraktif dan penuh interaksi di ruang-ruang publik, direalisasikan dalam sebuah gerakan insiatif dari hobi dan interest masing-masing, yang kita sebut dengan gerakan warga perkotaan atau Urban Civic Movement,” kata Ketua Panita DCF 2014, Desti Hafizho, seperti dikutip dari Depoklik.

Menurutnya, tema ini diangkat dari hasil diskusi para penggiat komunitas bersama akademisi, pakar perkotaan, serta pihak-pihak lain yang memiliki perhatian khusus pada aktivitas hyperlocal.

Dalam sebuah diskusi menjelang DCF, Ketua Indonesia Kijang Club (IKC) Chapter Depok, Krisdiyan, mengatakan Depok memang termasuk kota yang kekurangan ruang publik. “Ruang publik kita masih minim, maka komunitas lah yang akan membuatnya sendiri melalui aktivitas-aktivitasnya nanti di kota ini, agar lebih hidup,” ujarnya.

Dalam diskusi santai yang digelar 14 Desember 2014 itu, hadir pula pakar tata ruang perkotaan Emil Dardak, yang juga merupakan penggiat Rumah Komunitas Depok.

Menurut Emil, kunci dari perubahan kota ini untuk menjadi lebih nyaman, ada pada komunitas warganya. Adanya kegiatan komunitas membuat warga mau menghabiskan waktu dan mengekspresikan hobinya dengan nyaman.

“Komunitas terbukti dapat membawa warga Depok tidak lagi apatis terhadap kotanya sendiri. Tidak lagi membuat Depok sekadar ‘tempat tidur’ setelah Senin hingga Jumat bekerja di Jakarta dan cuek dengan keadaan sekitar," tuturnya.

"Itulah istimewanya Depok, perubahan (berasal) dari komunitas warganya,” ia menandaskan.
Penulis: Wicak Hidayat
Editor : Reza Wahyudi