Miras Oplosan Pun Pakai Jamur Kotoran Sapi yang Digoreng - Kompas.com
Jumat, 17 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Miras Oplosan Pun Pakai Jamur Kotoran Sapi yang Digoreng

Sabtu, 13 Desember 2014 | 11:52 WIB
KOMPAS.com/Achmad Faizal Forum materi bahaya Napza di Rumah Sehat Orbit Surabaya.
SURABAYA, KOMPAS.com — Minuman keras (miras) oplosan sudah menjadi fenomena di tengah masyarakat. Berbagai bahan berbahaya dicampur ke dalam minuman itu, mulai dari lotion anti-nyamuk hingga jamur kotoran sapi untuk mendapatkan efek tertentu.

Lotion anti-nyamuk dioplos dengan miras adalah sesuatu yang biasa dimanfaatkan para tahanan di penjara. Kondisi keuangan yang terbatas memaksa mereka untuk memanfaatkan apa saja agar tetap bisa mabuk. "Kalau jamur kotoran sapi atau kecubung, biasa dimanfaatkan oleh pemuda di pedesaan. Sebelum ditumbuk dan dicampur minuman, jamur kecubung digoreng terlebih dahulu," kata mantan penggemar miras oplosan, Lukman Hakim, Sabtu (13/12/2014).

Tidak hanya itu, minuman keras beralkohol juga biasa dicampur dengan bahan-bahan yang tidak berbahaya, seperti susu dan teh. "Saya dulu kalau ingin mabuk beli alkohol 70 persen saya campur teh," kata pria yang sekarang menjabat sebagai Koordinator Konselor Lembaga Penanganan Korban Napza ini.

Selain itu, kata Lukman, masih banyak bahan yang dipakai peminum untuk mencampur mirasnya. Misalnya, kapsul obat-obatan yang ditumbuk, atau lem merek khusus yang dihisap aromanya dengan cara khusus.

Metode pencampuran miras dengan bahan-bahan tersebut dipastikan tanpa hitungan takaran yang pas, dan tanpa memperhatikan sisi keamanan dan kesehatan. "Yang mereka tahu, bahan-bahan tersebut memberikan sensasi rasa tersendiri dan lebih murah dibanding harus membeli miras yang harganya mahal," terang Lukman.

Menurut dia, aspek edukasi bagi masyarakat tentang miras oplosan ini menjadi penting sebagai upaya meminimalisasi dampak fenomena negatif miras oplosan yang kian hari kian meresahkan.
Penulis: Kontributor Surabaya, Achmad Faizal
Editor : Glori K. Wadrianto