Perlukah Memusuhi Gula dan Garam? - Kompas.com
Jumat, 5 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Perlukah Memusuhi Gula dan Garam?

Senin, 8 Desember 2014 | 11:35 WIB
Shutterstock Ilustrasi

KOMPAS.com — Bagi sebagian orang, gula dan garam merupakan bahan makanan yang harus dihindari. Konsumsi gula dan garam berlebihan dalam jangka panjang memang berbahaya bagi kesehatan, tetapi bukan berarti gula dan garam harus dihilangkan dari pola makan sehari-hari.

Menurut Emilia Achmadi, ahli gizi, penyakit-penyakit kronis timbul akibat pola makan yang berlebihan, bukan karena bahan makanan itu sendiri. "Informasi kurang tepat memang bisa membuat orang menghindari satu jenis atau satu kelompok makanan, padahal tidak perlu," katanya dalam acara Jakarta Food Editor's Club yang diadakan oleh PT Unilever Indonesia di Jakarta (4/11/2014).

Gula dan garam memiliki sisi positif dan negatif bagi tubuh. Di satu sisi, gula dan garam diperlukan, tetapi di sisi lain akan memberikan efek yang buruk bila dikonsumsi berlebihan. Karena itu, menurut Emilia, yang terpenting adalah mengendalikan diri agar tidak makan berlebihan.

"Pola pikir kita yang harus diubah. Batasi asupan gula dan garam, bukan menghindarinya sama sekali. Bagaimanapun kita harus makan makanan yang bervariasi," ujarnya.

Di Indonesia, makanan dan minuman yang mengandung gula dan garam tinggi masih banyak dikonsumsi masyarakat. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional 2011, konsumsi gula masyarakat mencapai 1,416 kg per kapita per minggu, sedangkan konsumsi garam sebesar 311 gram per kapita per minggu.

Padahal, batas konsumsi gula per hari yang direkomendasikan adalah 3-6 sendok makan atau 25-50 gram per hari. Adapun batas konsumsi garam sehari adalah 5 gram atau 2.000 mg natrium.

"Sudah saatnya kita mengontrol apa yang kita makan. Selama ini, kebanyakan, orang kalau makan hanya memikirkan rasa atau seleranya saja. Kini saatnya kita memikirkan apa yang dibutuhkan tubuh," kata Emilia.

Salah satu cara untuk membatasi asupan gula dan garam adalah dengan mulai memperhatikan label gizi dalam makanan kemasan. Selain itu, sebaiknya jangan menyimpan garam ekstra di meja makan.
Penulis: Lusia Kus Anna
Editor : Lusia Kus Anna