Kitabisa, Situs Penggalangan Dana Lokal untuk Kemanusiaan - Kompas.com
Rabu, 24 April 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Kitabisa, Situs Penggalangan Dana Lokal untuk Kemanusiaan

Selasa, 23 September 2014 | 12:42 WIB
KOMPAS IMAGES Rhenald Kasali


JAKARTA, KOMPAS.com -
Situs patungan dana (crowdfunding) yang mengumpulkan modal bagi sebuah proyek tertentu, kini sudah sampai ke Indonesia. Bermacam kegiatan bisa dibiayai melalui cara ini, termasuk untuk keperluan kemanusiaan.

Salah satu situs yang sudah mempraktikkan hal semacam ini adalah Kitabisa.co.id. Situs tersebut mendapat dukungan dari Yayasan Rumah Perubahan yang diprakarsai oleh akademisi dan pebisnis, Rhenald Kasali.

Proyek yang saat ini tengah berjalan dan mampu menarik perhatian Rhenald Kasali sendiri adalah penggalangan dana untuk menyumbang bus donor darah. Proyek tersebut bernama "Potret untuk Kehidupan" dan bisa diakses melalui alamat Busdondar.kitabisa.co.id.

"Sekarang darah harus dijemput," ujar Rhenald ketika ditemui Kompas.com, Senin (22/9/2014) sore.

Berawal dari ide tersebut, serta adanya defisit ketersediaan darah di Palang Merah Indonesia (PMI), maka tim dari Rumah Perubahan mengajak masyarakat turut menyumbang untuk menambah jumlah unit bus donor darah. Dengan bertambahnya bus, jumlah darah yang bisa "dijemput" pun semakin banyak.

Ketika membicarakan proyek "Potret untuk Kehidupan", Rhenald juga bercerita bahwa para penyumbang tidak hanya sekadar memberikan uang dengan nominal minimum Rp 100.000. Dengan menyumbangkan uang tersebut, donatur boleh mengirimkan foto "selfie". Foto-foto penyumbang akan dipajang di badan bus. Semakin besar donasi, semakin besar pula ruang yang disediakan untuk foto tersebut.

Sebagai contoh, untuk donasi sebesar Rp 500.000, donatur berhak memperoleh lima "space" foto. Untuk donasi Rp 1.000.000, donatur yang terdiri dari satu kelompok tidak hanya boleh memajang fotonya, tapi juga berhak mendapatkan piagam dari PMI.

Ada pula paket donasi sebesar Rp 10 juta untuk komunitas dan Rp 50 juta sampai Rp 300 juta untuk korporasi. Masing-masing paket ini menawarkan timbal balik berbeda. Bukan lagi sekadar foto "selfie", perusahaan berhak "memajang" logonya di laman Busdondar serta rilisan pers.

Bagi yang tertarik, harus segera bergegas. Proyek ini menerima donasi dan "selfie" hanya sampai sembilan hari ke depan.

Kegiatan "patungan" atau "urunan" semacam ini memang tidak asing bagi penduduk Indonesia, bila dilakukan secara langsung. Namun, "urunan" lewat daring terbilang baru dan "asing" bagi penduduk Indonesia.

Rhenald tidak menampik ketika situs urun dana ini disamakan oleh situs urun dana asing, Kickstarter. Dia malah mengungkapkan bahwa Kickstarter memang ide awal pembuatan Kitabisa.co.id. Tentu saja, tampilan, pendekatan, dan kegiatan yang bisa diurunkan dalam situs tersebut relatif berbeda dari situs inspirasinya.

Penulis: Tabita Diela
Editor : Bambang Priyo Jatmiko