Twitter Terancam Ditinggal Penggunanya - Kompas.com
Selasa, 9 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Twitter Terancam Ditinggal Penggunanya

Rabu, 20 Agustus 2014 | 13:43 WIB

Tampilan baru Twitter untuk di desktop.

 

KOMPAS.com - Fitur dan kebijakan baru satu persatu ditambahkan Twitter dalam jejaring sosialnya. Namun, fitur-fitur tersebut justru mendapat kritikan dari pengguna dan dianggap telah menyimpang jauh dari Twitter yang selama ini mereka kenal.

Seperti kebijakan baru yang baru-baru ini diambil oleh Twitter dalam menampilkan kicauan yang di-favorit oleh suatu akun yang tidak di-follow penggunanya.

Situs The Next Web pada Rabu (20/8/2014) menulis bahwa Twitter secara formal telah mengubah definisi Timeline penggunanya dengan menampilkan konten yang sebenarnya tidak ingin dilihat oleh mereka.

Di halaman Support milik Twitter, jejaring sosial 140 karakter itu menambahkan definisi timeline-nya, yaitu pengguna bisa saja melihat konten dari akun yang tidak mereka follow.

Konten-konten tersebut bisa merupakan tweet promosi, retweet dari akun yang di-follow, atau konten yang sedang populer atau yang dinilai oleh Twitter relevan dengan penggunanya.

Dari mana Twitter menilai konten tersebut relevan atau tidak? Nampaknya Twitter memiliki algoritma untuk mengenali setiap kicauan. Jika ada logaritma yang sama, kicauan tersebut akan muncul di semua akun yang memiliki kemiripan, tak perduli apakah kicauan itu berasal dari akun yang di-follow atau tidak.

Dengan algoritma tersebut, Twitter disebut oleh The Next Web mempertaruhkan masa depannya pada kurasi data mereka sendiri, alih-alih kurasi manual yang dilakukan oleh penggunanya.

The Next Web juga menyoroti beragam perubahan yang dilakukan oleh Twitter selama beberapa tahun belakangan, seperti antarmuka yang baru, dan cara menampilkan teks dan foto.

Dengan terus mengubah-ubah Timeline mereka, maka penggunanya yang loyal selama ini bisa saja mulai meninggalkan Twitter, karena sudah tak lagi sama saat pertama kali mereka mengenalnya.

Penulis: Reska K. Nistanto
Editor : Reza Wahyudi
Sumber: The Next Web