Tayang Ulang Liga Inggris "Haram" di Twitter - Kompas.com
Selasa, 9 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Tayang Ulang Liga Inggris "Haram" di Twitter

Senin, 18 Agustus 2014 | 13:03 WIB
AP Photo/Jon Super
Gol salto Wayne Rooney di menit ke-23 menyamakan kedudukan Manchester United vs Swansea City 1-1 pada laga perdana Liga Inggris musim 2014/2015 di Stadion Old Trafford, Sabtu (16/8/2014).

KOMPAS.com - Gelaran Liga sepakbola paling bergengsi di dunia, English Premier League (EPL) sudah dimulai akhir pekan lalu. Ada berita buruk untuk yang sering melewatkan pertandingan Liga Inggris.

Terutama untuk pengguna Twitter, mereka akan kecewa karena akan makin sulit untuk mencari tayangan ulang (highlight) gol-gol dan pertandingan di internet. 

Pasalnya, bos Premier League di Inggris berencana mengeluarkan aturan baru yang melarang penayangan video gol-gol di Liga Inggris di media sosial.

Dilansir dari Digital Trends, Sabtu (16/8/2014), Direktur Komunikasi Premiere League, Dan Johnson mengatakan, "Penonton saat ini banyak yang membawa gadget-nya ke stadion, mereka bisa merekamnya lalu membaginya, sebenarnya itu melanggar hukum."

"Karena melanggar hukum, maka kami menghimbau penotnon untuk tidak melakukannya," imbuhnya.

Ditambahkan oleh Johnson, pihaknya mengaku telah bekerjasama dengan Twitter dan situs berbagi video, Vine, untuk membuat teknologi semacam penjejak file gambar bergerak GIF.

Format GIF dipakai kedua jejaring sosial itu untuk membagikan gambar-gambar bergerak (video) resolusi rendah dalam durasi tertentu, salah satunya adalah video gol di Liga Inggris.

"Memang kedengaranya merusak kenikmatan penggila Liga Inggris, namun kami harus melindungi hak kekayaan intelektual," kata Johnson.

Belum bisa dipastikan apakah Twitter dan berbagai pemangku kepentingan di Liga Inggris berhasil menerapkan strategi ini atau tidak. Namun, yang pasti video serupa juga banyak beredar di situs YouTube.

Penulis: Reska K. Nistanto
Editor : Reza Wahyudi
Sumber: digital trends