Bahas PLTU Batang, CT Bakal Temui Ganjar Pranowo - Kompas.com
Senin, 8 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Bahas PLTU Batang, CT Bakal Temui Ganjar Pranowo

Rabu, 28 Mei 2014 | 19:02 WIB
Icha Rastika Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung.

JAKARTA, KOMPAS.com - Menko Bidang Perekonomian Chairul Tanjung (CT) akan menemui Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, lantaran tak segera selesainya pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang.

"Pasti, pasti akan saya temui (Ganjar Pranowo). Hanya, waktunya belum dijadwalkan. Banyak prioritas yang perlu diselesaikan. (Proyek itu merupakan) salah satu agenda (pertemuan) yang akan dibicarakan dengan Gubernur Jawa Tengah," ujarnya, ditemui di Kantor Apindo, Jakarta, Rabu (28/5/2014).

Sebagaimana diketahui proyek PLTU Batang, tak kunjung dibangun karena proses pembebasan lahan belum juga rampung. CT menjelaskan, proses pembebasan lahan proyek listrik yang berkapasitas 2x1.000 megawatt (MW) itu bukan hanya tanggungjawab pemerintah pusat. Hal itu mengingat, jika proyek itu terealisasi, maka masyarakat daerah akan merasakan manfaat langsung dari investasi yang ditanamkan.

"Kalau dilakukan di pemerintah pusat yang ada di Jakarta, tidak mungkin bisa dilakukan. Jadi, pemda harus dilibatkan, baik pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten. Ini kepentingan bersama," imbuhnya.

"Kalau ada investor di situ, kan, yang dapat berkah ya masyarakat yang ada di situ. Nantinya, tanah-tanah harganya naik, rumah-rumah bisa jadi rumah kos, dan warung bisa jadi restoran," kata dia lagi.

Sementara itu terkait lahan, CT memastikan pemerintah memiliki anggaran 'ganti untung'. Sebelumnya diberitakan, beroperasinya proyek PLTU Batang senilai Rp 35 triliun di Kabupaten Batang, Jawa Tengah kemungkinan besar molor dari target penyelesaian pada September 2014 mendatang.

Proyek tersebut sudah dimulai sejak Oktober 2012. Namun, kehadiran pembangunan pembangkit listrik tersebut banyak menuai protes dari warga terkait pembebasan lahan dan dampak lingkungannya.
Penulis: Estu Suryowati
Editor : Bambang Priyo Jatmiko