JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah kembali diuji kekuatannya pada perdagangan Kamis (17/4/2014). Tekanan dari pengaruh sisi permintaan eksternal diperkirakan akan membayangi pergerakan mata uang garuda.
Dari eksternal, sejumlah data
Amerika Serikat (AS) terus membaik, sehingga Dollar Index masih menguat. Di saat Gubernur The Federal Reserve, Janet Yellen kembali menyampaikan keinginannya untuk mempertahankan suku bunga rendah, justru hampir seluruh data AS diumumkan membaik semalam.
Hal itu pun, menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia membuat sampai dini hari tadi Dollar Index berhasil menguat tipis ke 79,8. Di sisi lain, inflasi inti Zona Eropa yang semakin melambat mendorong pelemahan euro terhadap
dollar AS.
Initial Jobless Claims AS ditunggu malam ini dan diperkirakan naik. Pada perdagangan Rabu (16/4/2014), rupiah tertekan. Bahkan ketika hampir seluruh mata uang di Asia menguat terhadap
dollar AS, rupiah melemah tipis.
Kemarin rupiah bertahan di kisaran Rp 11.400-11.450 per
dollar AS. "Belum adanya data ekonomi domestik yang penting membuat arah rupiah dalam jangka pendek masih akan dipengaruhi perkembangan pasar global serta strategi dari partai politik dalam menyambut pemilihan presiden," tulis riset Samuel Sekuritas Indonesia.