Terus Rugi, BlackBerry Kurangi Karyawan - Kompas.com
Senin, 8 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Terus Rugi, BlackBerry Kurangi Karyawan

Minggu, 22 September 2013 | 13:03 WIB

Blackberry catatkan kerugian dalam tiga bulan terakhir.
Produsen telepon pintar Blackberry berencana memberhentikan 4.500 karyawannya, atau 40% dari tenaga kerjanya di seluruh dunia, untuk mengurangi kerugian besar.

Perusahaan mengatakan tindakan ini akan diambil untuk mengantisipasi kerugian sebanyak 995 juta dollar AS dalam laporan laba kuartal kedua yang akan diumumkan minggu depan.

Saham perusahaan ditutup turun 17% setelah sempat dihentikan menyusul pengumuman ini.

Pada bulan Agustus, perusahaan Kanada ini mengatakan sedang mengevaluasi kemungkinan penjualan perusahaan.

Dalam sebuah penyataan pada Jumat (20/09) kemarin, pimpinan eksekutif Blackberry Thorstein Heins mengatakan: " Kami menerapkan hal yang sulit, tapi perlu ada perubahan operasional yang diumumkan hari ini untuk mengatasi posisi kami di industri makin lebih kompetitif dan matang ini, dan untuk mendorong perusahaan tetap bisa mendapatkan untung."

Terjun bebas

Perusahaan mengatakan kerugian terutama disebabkan mengecewakannya penjualan smartphone model baru Z10.

Dirilis pada bulan Januari dengan begitu gembar-gembor setelah banyak penundaan, ponsel ini ternyata gagal memuaskan konsumen.

Pada bulan Juni, Heins mengatakan perusahaan menjual hanya 2,7 juta ponsel Z10 dari 6,8 juta yang dibuat. Banyak pengguna Blackberry yang malah memilih untuk tetap memakai model sebelumnya.

Analis telah lama menunjukkan bahwa Blackberry bisa menarik bagi pembeli potensial, namun tidak satupun dari perusahaan teknologi besar yang secara terbuka menunjukkan minat.

"Perusahaan telah terjun dari tebing," kata analis teknologi BGC Colin Gillis kepada BBC.

Gillis mengatakan pemotongan jumlah pekerja bisa mengurangi antusiasme pembeli potensial dan mungkin menunjukkan perusahaan tidak bisa menemukan pihak yang tertarik.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Editor : Reza Wahyudi
Sumber: BBC Indonesia