KOMPAS.com - Nokia sebenarnya punya rencana meluncurkan produk perpaduan ponsel pintar dan tablet (
phablet) pertamanya pada September 2013 di New York, AS. Namun sayang, tanggal peluncuran itu terpaksa ditunda.
Menurut sumber terpercaya kepada
Reuters, Nokia harus menunda rencana peluncuran tersebut setelah perusahaan menjual unit bisnis ponsel, layanan, dan patennya kepada
Microsoft.
Sumber itu melanjutkan, phablet itu memiliki bentang layar sekitar 5 inci dan memakai sistem operasi Windows Phone 8. Selanjutnya, ponsel yang belum diketahui nama resminya ini, akan diluncurkan dalam beberapa pekan mendatang.
Juru bicara Nokia menolak berkomentar soal acara peluncuran maupun alasan penundaan produk tersebut.
Meski telah dimiliki
Microsoft, unit bisnis ponsel dan layanan Nokia masih beroperasi sebagai perusahaan terpisah.
Berdasarkan kesepakatan,
Microsoft harus mengeluarkan dana 5 miliar
dollar AS untuk membeli bisnis perangkat dan layanan Nokia, serta 2,2 miliar
dollar AS untuk lisensi patennya. Jika ditotal, maka
Microsoft harus merogoh kocek 7,2 miliar
dollar AS.
Sekitar 32.000 karyawan Nokia rencananya akan ditransfer ke
Microsoft. Sebanyak 18.300 karyawan di antaranya terlibat langsung dalam pembuatan produk perangkat dan layanan Nokia.
Kini, Nokia harus berjuang dari tiga unit bisnis yang tersisa, yang tidak dibeli
Microsoft. Ketiga unit bisnis itu adalah layanan peta digital dan lokasi (Nokia Here), pengembangan teknologi (Advanced Technologies), serta infrastruktur jaringan dan layanan telekomunikasi (Nokia Solutions and Networks).
Sebanyak 56.000 karyawan akan tetap berada di bawah manajemen Nokia Group yang berkantor pusat di Espoo, Finlandia.