Ingin Cepat Dipinang, BlackBerry Rela Dilelang - Kompas.com
Sabtu, 6 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Ingin Cepat Dipinang, BlackBerry Rela Dilelang

Kamis, 5 September 2013 | 14:29 WIB
mashable.com
Ilustrasi

KOMPAS.com — Bulan lalu BlackBerry baru saja membentuk komite khusus untuk mengeksplorasi kemungkinan menjual aset-aset perusahaan. Namun, produsen ponsel kenamaan itu tampaknya tak sabar untuk segera melego perusahaan.

Kabar ini muncul dari Wall Street Journal yang mengutip sejumlah sumber "tepercaya". Menurut para sumber tersebut, BlackBerry berniat menggelar proses lelang agar perusahaan bisa terjual pada bulan November mendatang.

Dalam rangka mewujudkan hal itu, BlackBerry disebut sedang terlibat pembicaraan dengan pihak-pihak yang tertarik membeli. Daftar peminat telah dipersempit dan proses penjualan diperkirakan akan segera dimulai.

Nama-nama peminat potensial termasuk perusahaan-perusahaan finansial di Kanada dan Amerika Serikat, seperti Dewan Investasi Dana Pensiun Kanada dan Bain Capital, serta produsen komputer dan smartphone asal China, Lenovo.

Apabila benar-benar terjadi, nantinya penjualan BlackBerry kemungkinan bakal melibatkan lebih dari satu pembeli, masing-masing mengakuisisi unit bisnis berbeda dari perusahaan tersebut.

Lelang itu boleh jadi akan menandai akhir cerita BlackBerry sebagai sebuah perusahaan atau bahkan merek smartphone.

Kabar ini muncul tak lama setelah berita akuisisi Nokia oleh Microsoft muncul ke permukaan. Gabungan dua perusahaan tersebut makin memberi tekanan terhadap BlackBerry yang sudah babak belur melawan dua raksasa mobile, Apple dan Google.

Produsen smartphone kenamaan asal Kanada itu sempat menjadi pemain paling dominan di dunia mobile dengan pangsa pasar mencapai lebih dari 50 persen di AS. Kini angka tersebut telah terjun bebas menjadi kurang dari 3 persen, menurut data dari IDC.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Gonjang-Ganjing BlackBerry

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Oik Yusuf
Editor : Reza Wahyudi
Sumber: The Wall Street Journal