Akun Twitter Sepp Blatter Dibajak - Kompas.com
Sabtu, 6 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Akun Twitter Sepp Blatter Dibajak

Selasa, 23 April 2013 | 08:15 WIB

NYON, KOMPAS.com — Akun Twitter pribadi Presiden FIFA Sepp Blatter dibajak sekelompok peretas (hacker). Para peretas itu menggunakan akun Twitter Blatter untuk mengirim pesan bahwa Blatter akan meletakkan jabatannya karena kasus korupsi.

Dalam pesan-pesan yang dikirim dari akun Blatter tersebut, terdapat juga sebuah retweet dari akun resmi Piala Dunia yang berbunyi: "Presiden FIFA Sepp Blatter dipastikan akan mundur karena kasus korupsi."

Sebuah tweet lain dari akun Twitter Blatter yang dibajak itu berbunyi: "Memang kenapa kalau saya menerima uang dari pangeran Qatar? Saya adalah pencari nafkah di keluarga. Emir Qatar adalah sosok paling murah hati yang pernah saya temui. Saya tak menyesali tindakan saya. Saya sudah melakukan yang terbaik buat FIFA. Saya sudah bekerja keras untuk organisasi ini selama hampir 15 tahun."

Akun Twitter resmi Piala Dunia juga menjadi sasaran peretas, dan mengirimkan sejumlah pesan-pesan palsu. Salah satunya: "Sepp Blatter tengah menjalani pemeriksaan atas sejumlah kasus suap".

Pernyataan dari situs resmi FIFA telah membenarkan bahwa kedua akun Twitter tersebut telah diretas. Sebuah pengumuman di situs resmi FIFA menyebutkan: "Beberapa akun FIFA, termasuk @SeppBlatter dan @fifaworldcup telah diretas. Jika ada keraguan, silakan memverifikasi setiap info ke kantor FIFA."

Kicauan-kicauan palsu itu kini sudah dihapus dari akun Twitter Blatter. Pelaku peretasan ini terungkap setelah sebuah kelompok yang menamakan diri Syrian Electronic Army (Pasukan Elektronik Syria) mengirimkan tweet berbunyi: "Syrian Electronic Army Was Here (Tentara Elektronik Syria Pernah Ada di Sini)" dan "Twitter #Failure.... You can't stop us! (Kegagalan #Twitter... Anda tak bisa menghentikan kami!)".

Kelompok tersebut, menurut Reuters, merupakan pendukung pemimpin negara Syria Bashar Al-Assad.

Editor : Tjatur Wiharyo
Sumber: