Tugas Negara, Jerman Pilih BlackBerry Z10 dan Galaxy S III - Kompas.com
Jumat, 5 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Tugas Negara, Jerman Pilih BlackBerry Z10 dan Galaxy S III

Rabu, 6 Maret 2013 | 10:40 WIB



KOMPAS.com - Pemerintah Jerman tidak memilih iPhone sebagai ponsel pintar yang akan digunakan oleh pegawai negara. Jerman lebih memilih BlackBerry Z10 dan Samsung Galaxy S III.

Menurut laporan media teknologi CNet, Senin (4/3/2013), pemerintah Jerman sudah menandatangani kesepakatan untuk membeli sekitar 5.000 unit BlackBerry Z10. Sedangkan Badan Keamanan Informasi Jerman, akan membeli 5.000 unit Samsung Galaxy S II dan Galaxy S III.

Dipilihnya dua jenis ponsel itu untuk urusan kenegaraan, membawa angin segar bagi BlackBerry dan Samsung. Platform mereka dianggap memberi jaminan keamanan tingkat tinggi.

BlackBerry Z10 yang berjalan dengan sistem operasi BlackBerry 10, memiliki fitur keamanan bernama BlackBerry Balance. Ia membuat ponsel seperti memiliki dua kepribadian, di mana profil ponsel bisa diatur dalam modus personal maupun bisnis.

Data dan aplikasi dapat dipisahkan, lalu dikategorikan ke dalam profil personal atau bisnis. Dengan adanya pemisah dan lingkungan yang berbeda itu, data bisnis atau korporat diklaim lebih aman karena sulit ditembus oleh virus dan program jahat.

Admin TI di kantor dapat memantau data dan aplikasi yang masuk kategori profil bisnis. Namun, admin TI tak dapat mengakses data dan aplikasi di profil personal. Sehingga, foto dan video pribadi, game, hingga kalendar tak dapat diintip oleh admin TI.

Samsung juga memiliki fitur keamanan serupa, yang diberi nama Samsung Knox. Secara umum, Knox melindungi beragam aplikasi di ponsel Samsung Galaxy, mulai dari email, browser, kontak, kalender, data, hingga aplikasi bisnis.

Samsung mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan kontraktor militer General Dynamics untuk memastikan Knox memenuhi standar keamanan ketat untuk lembaga pemerintahan. Data-data yang berhubungan dengan bisnis dan korporasi diklaim tak bisa dicuri.

 

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Editor : Reza Wahyudi