Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..
KOMPAS.com - Selain Indonesia, ada Thailand dan Filipina, ketiganya anggota ASEAN, yang giat membangun infrastruktur mulai dari jalan raya, perumahan, hingga perkantoran dibandingkan tujuh negara anggota ASEAN lainnya. Pembangunan itu, menurut catatan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) pada laman OECD.org, hari ini, akan membuka peluang pasar terkait bisnis di sektor infrastruktur.
OECD sejak 2010 sudah memberikan hasil pemantauannya terkait pula dengan pembangunan infrastruktur MEA. Penyediaan infrastruktur bermutu tinggi melalui investasi lebih besar. Infrastruktur juga mesti membantu meningkatkan mobilitas orang.
Pada 2015, misalnya, Presiden Jokowi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 telah mengalokasikan dana untuk infrastruktur sebesar Rp 290 triliun untuk mencapai target pembangunan yang sudah dicanangkan.
Sementara, catatan dari Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan perekonomian Asia memerlukan dana pembangunan infrastruktur sebesar 8 triliun dollar AS hingga 2020.
Apalagi, pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah berlangsung hampir setahun ini juga menjadikan sekitar 700 juta penduduk ASEAN sebagai potensi pasar yang besar. "Pembangunan infrastruktur, juga di Indonesia, mengarah pula pada pembangunan smart city (Kota Cerdas)," kata Direktur Maxima Global Solusindo Anthony Hermansjah.
Editor | : Josephus Primus |