JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan ini,
Smartfren sedang gencar-gencarnya menjalankan strategi
open market handset (OMH). Secara total, sudah ada tiga vendor global yang telah digandeng untuk strategi tersebut, yaitu
Samsung,
Lenovo, dan Hisense.
OMH sendiri merupakan sebuah upaya dari
Smartfren untuk membuat kartu SIM miliknya agar bisa dipasang di ponsel apapun, selama teknologinya mendukung.
Pertanyaan besarnya, bagaimana dengan nasib Andromax, seri
smartphone yang melambungkan nama
Smartfren? Apakah anak usaha Sinar Mas Group ini bakal meninggalkan Andromax dan lebih memilih beralih ke perangkat buatan vendor lain?
Menurut Sukaca Purwokardjono, Head Division Device Planning & Management
Smartfren,
Smartfren akan terus mengembangkan Andromax, meski program OMH terus berjalan. Alasannya, kedua seri tersebut dianggap memiliki target pasar atau segmen yang berbeda.
"Jalan dua-duanya, Andromax jalan, partner strategis (seperti OMH) juga jalan. Akhirnya di pasar tinggal pilihan saja," tegas Sukaca kepada
KompasTekno di sela-sela peluncuran bundling
Smartfren dengan produk
Lenovo, Jakarta, Rabu (13/1/2016).
Lebih lanjut, Sukaca menjelaskan bahwa OMH lebih ditujukkan untuk pengguna yang sudah kadung setia dengan brand tertentu. Pengguna seperti ini dikatakan tidak akan terlalu peduli dengan spesifikasi dan harga. Yang penting bisa mendapatkan
brand yang diinginkan.
Andromax sendiri adalah sebuah seri smartphone yang dikembangkan langsung oleh
Smartfren. Sukaca membeberkan, Andromax awalnya merupakan upaya untuk menghadirkan perangkat yang mendukung CDMA, jaringan seluler yang didukung operator tersebut.
Pada perkembangannya, Andromax juga ditujukan sebagai upaya
Smartfren memancing pelanggan berpindah ke 4G.
"Waktu itu, Andromax dibuat karena
supply handset sangat
limited buat CMDA, yakni di bawah 2 persen," pungkas Sukaca.