KOMPAS.com - Perakitan PlayStation 4 (PS4) yang biasanya dilakukan di
Jepang dipercayakan ke perusahaan manufaktur asal Taiwan Foxconn. Namun, kepercayaan ini sepertinya disia-siakan oleh perusahaan yang lebih dikenal sebagai pemroduksi produk-produk Apple.
Untuk memproduksi konsol game terbaru besutan Sony tersebut Foxconn ternyata telah mempekerjakan sekitar 1.000 mahasiswa
China yang sedang magang di perusahaan manufaktur itu.
Forbes melaporkan, meski dibayar penuh seperti buruh lainnya, mahasiswa-mahasiswa ini ternyata sempat mendapat ancaman tidak bisa lulus diploma jika menolak merakit PS4.
Setelah sempat menyangkal tuduhan ekploitasi mahasiswa tersebut, Foxconn akhirnya mengakui mengakui telah terjadi pelanggaran atas kebijakan perusahaan di sebuah unit mereka di
China.
Seperti dikutip dari BBC, pelanggaran tersebut terkait dengan mempekerjakan secara magang sejumlah pelajar dalam sistem kerja bergilir. Foxconn mengatakan, tindakan telah diambil agar pabrik mereka "patuh secara penuh dengan kebijakan perusahaan."
"Ada beberapa kasus di mana kebijakan yang berkaitan dengan lembur dan bekerja pada shift malam tidak ditegakkan," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Kasus ini bukanlah pertama kali dilakukan oleh Foxconn. Bulan Oktober tahun lalu, Foxconn juga ketahuan mempekerjakan karyawan di bawah umur. Pada waktu itu, beberapa pekerja magang yang ditemukan bekerja di Foxconn berumur di bawah 16 tahun, usia yang dianggap ilegal oleh hukum
China.
Baru-baru ini, Foxconn telah memastikan akan membangun pabrik gadget di Indonesia mulai tahun depan. Sejak 2012, Foxconn memang sudah mengumumkan minatnya untuk beroperasi di Indonesia, tetapi tertunda setelah pembicaraan dengan pemerintah dan pencarian mitra lokal.