Andrea Hirata dan Surat dari Nelayan

Senin, 14 Maret 2016 | 15:00 WIB
KOMPAS.com/JONATHAN ADRIAN Tampak dalam Galeri Lukis Laskar Pelangi di Desa Lenggang, Kecamatan Gantung, Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (21/11/2015).

JAKARTA, KOMPAS.com -- Penulis novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata, tidak mau ketinggalan merasakan atmosfer gerhana matahari total di Belitung, Provinsi Bangka Belitung.

Ia pun bergabung dengan pengunjung di Pantai Tanjung Kelayang untuk menyaksikan kegelapan sesaat ketika Bumi, Bulan, dan Matahari berada dalam satu garis, Rabu (9/3/2016) pekan lalu.

Andrea gembira karena gerhana matahari total (GMT) menarik minat banyak wisatawan dan membuka semakin banyak mata tentang keindahan Pulau Belitung.

Dengan demikian, pariwisata di daerah itu berpeluang makin maju dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, termasuk nelayan.

"Hidup sebelumnya sangat sulit untuk nelayan. Sekarang, mereka mendapatkan penghasilan tambahan dari mengantarkan turis ke Pulau Lengkuas," tutur Andrea, yang merujuk pada pulau di seberang Tanjung Kelayang.

Bicara soal nelayan, Andrea mengisahkan, dia pernah menerima sepucuk surat dari nelayan.

Si nelayan menulis bahwa ia untuk pertama kali bisa menguliahkan anaknya ke kampus di Yogyakarta.

Itu lantaran si nelayan mendapat penghasilan tambahan Rp 400.000 setiap perjalanan dari mengantarkan turis.

"Dalam cuaca bagus bisa tiga kali perjalanan," ujar Andrea.

Kebahagiaan si nelayan berkat meledaknya film Laskar Pelangi berdasarkan cerita di novel Andrea yang diputar pada 2008.

Dalam sebulan pemutaran film, jumlah turis ke Belitung naik 1.800 persen alias 18 kali lipat!

Dari capaian itu, penulis itu mendapat hadiah istimewa, berupa peningkatan taraf hidup nelayan.

"Itu lebih dari popularitas, lebih dari (novel) best seller," ucapnya. (JOG)

Editor : Ati Kamil
Sumber : Harian Kompas