"Selama Ini Hanya Melihat Fenomena Gerhana dari YouTube..."

Rabu, 9 Maret 2016 | 17:26 WIB
KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN Warga melaksanakan shalat gerhana di Masjid Mujahidin, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (9/3/2016).

PONTIANAK, KOMPAS.com — Euforia masyarakat yang menyaksikan fenomena gerhana matahari di Pontianak terlihat dari antusiasme masyarakat yang mengikuti shalat gerhana di Masjid Mujahidin, Pontianak, Rabu (9/3/2016).

"Selama ini saya hanya melihat gerhana dari video di YouTube, tetapi hari ini saya melihat langsung bagaimana bulan menutupi sinar matahari walau hanya sebentar," kata Budiman, salah satu warga yang menyaksikan dari pelataran masjid, Rabu (9/3/2016).

Fenomena tersebut mulai terlihat sekitar pukul 08.05 hingga pukul 08.10. Waktu yang sangat singkat tersebut pun tak disia-siakan, mulai dari pengamat Lapan, fotografer, hingga masyarakat umum.

Jemaah membeludak

Sementara itu, Wali Kota Pontianak Sutarmidji mengaku kaget dengan membeludaknya jumlah jemaah yang melaksanakan shalat di masjid tersebut.

"Yang jelas, hari ini kami kaget, jemaah yang melaksanakan shalat sunah gerhana melebihi perkiraan semula," kata Sutarmidji seusai melaksanakan shalat.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat, terutama umat Islam yang dianjurkan shalat sunah gerhana, semakin menyadari arti penting melihat satu fenomena alam. Sutarmidji berharap, kejadian langka ini tidak hanya sekadar dilihat sebagai fenomena alam, tetapi keyakinan bahwa peristiwa gerhana ini merupakan kekuasaan Allah.

"Peristiwa gerhana ini yang pertama dimaknai adalah bahwa keimanan kita bisa semakin bertambah dengan meyakini bahwa ini sudah digerakkan dan diatur Allah SWT sebagai pencipta alam semesta," ujar Sutarmidji.

Ribuan anggota jemaah melaksanakan shalat sunah gerhana atau kusuf di masjid termegah di Kota Pontianak tersebut. Tidak hanya di dalam masjid, bahkan ada sebagian jemaah yang melaksanakan shalat sunah muakadah ini di halaman parkir.

Cuaca mendung yang menyelimuti menyebabkan rangkaian detik-detik gerhana tidak bisa terlihat karena tertutup awan. Namun, begitu usai shalat, matahari mulai terlihat, dan momen ini langsung dimanfaatkan oleh masyarakat yang ingin menyaksikan fenomena langka tersebut.

Dari sisi ilmu pengetahuan, lanjut Sutarmidji, fenomena alam ini bisa dipetik sebagai suatu bahan kajian. Sebab, di dalam Al Quran, Allah memerintahkan umat manusia untuk selalu melakukan kajian terhadap makna dari setiap peristiwa.

"Pengaruhnya apa terhadap kondisi alam semesta dari peristiwa gerhana matahari? Kenapa tidak boleh dilihat dengan mata telanjang? Semua itu sebenarnya untuk membuat manusia semakin berpikir dan mencari jawaban-jawaban dari peristiwa itu," katanya.

"Dengan demikian, kita mampu berpikir untuk menjawab setiap fenomena alam yang berpengaruh pada kehidupan manusia," tambah pria yang akrab disapa Bang Midji ini.

Minat wisatawan

Gerhana matahari sebagian yang terjadi di Kota Pontianak juga menarik minat wisatawan dari negara tetangga. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pontianak Hilfira Hamid mengatakan, ada beberapa tamu dari Malaysia dan Singapura yang datang menyaksikan detik-detik gerhana matahari.

Meskipun pihaknya belum bisa memastikan jumlah kunjungan wisatawan untuk melihat peristiwa alam yang langka ini, dirinya yakin, beberapa wisatawan melihat fenomena ini di lokasi lain di Kota Pontianak, seperti dari pinggiran Sungai Kapuas.

"Kota Pontianak juga mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata dengan memberikan bantuan kacamata untuk melihat gerhana matahari," kata Hilfira.

Kompas TV Inilah Gerhana Matahari Total di Palu



Penulis : Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan
Editor : Fidel Ali