Sebagian Warga Banda Aceh Baru Pertama Kali Ini Saksikan Gerhana Matahari

Rabu, 9 Maret 2016 | 15:54 WIB
Daspriani Y Zamzami / Kompas.com Warga Banda Aceh antusias menyaksikan fenomena alam Gerhana Matahari. Walau hanya terlihat sebagian, gerhana bisa dilihat jelas dari Kota Banda Aceh, Rabu (9/3/2016)

BANDA ACEH, KOMPAS.com – Ratusan warga di Kota Banda Aceh antusia menyaksikan fenomena alam Gerhana Matahari Sebagian (GMS) yang melintas di langit Kota Banda Aceh. Mereka sebagian besar baru pertama kali ini menyaksikan gerhana matahari.

Sejak subuh warga sudah memadati Puncak Gedung Tsunami Disaster Mitigation Research Centre (TDMRC), yang memang dijadikan lokasi menyaksikan GMS di Banda Aceh.

Petugas juga menyediakan empat teropong dan membagikan kacamata khusus untuk warga yang ingin menyaksikan langsung proses GMS yang terjadi.

Kepala BMKG stasiun Mata Ie, Eridawati mengatakan, di Aceh fenomena gerhana matahari akan melintas sebagian dan dapat dipantau di beberapa daerah seperti di Kota Sabang dan Banda Aceh.

“Gerhana matahari di Kota Sabang terlihat sebesar 75 persen, sedangkan di Aceh Singkil mencapai 86 persen. Sementara Banda Aceh sendiri 76 persen. Puncak gerhana matahari terjadi pada pukul 07.21 WIB dan berakhir pada 8.26 WIB," jelas Eridawati.

Baru pertama kali

Kesia, seorang warga Banda Aceh mengaku sangat antusias untuk menyaksikan proses GMS tersebut.

“Seumur hidup ini pertama kali melihat gerhana, jadi senang sekali rasanya walaupun hanya sebagian, sebelumnya kan cuma tahu dari internet saja bagaimana proses gerhana, terjadi tapi hari ini bisa lihat langsung,” jelas Kesia, Rabu (9/3/2016).

Hal senada juga dikatakan oleh Fauzan. Walau gedung TDMRC jauh dari tempat tinggalnya, Fauzan mengaku sudah tiba di Gedung TDMRC pukul 05.00 wib pagi. “Shalat subuh di sini, lalu ambil posisi yang baik, lihat saja kalau telat dikit, gedung sudah penuh dan padat,” ujar Fauzan.

Tapi sayang, tak semua warga memakai alat pelindung mata untuk menyaksikan fenomena alam gerhana matahari ini. Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Aceh, menyediakan hanya 150 kacatama sebagai alat bantu melihat matahari yang tertutup bulan sebagian ini.

“Iya, kacamata yang dibagi enggak cukup, jadi kami tidak punya kacamata untuk menyaksikan langsung, pinjam sana sini saja, yang penting bisa lihat,” kata Dedy Djalil, warga Banda Aceh.

KOMPAS.COM/ RAJA UMAR MEULABOH, KOMPAS.com; Warga Aceh Barat mulai berduyun-duyun memdatangi Masjid Agung Meulaboh untuk menunaikan Ibadah Shalat sunah gerhana secara berjamaah, Rabu (09/03/2016) pagi . " hari ini kita mengajak seluruh warga untuk menunaikan slahat gerhana sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW" Kata H. Teuku Alaidinsyah kepada wartawan usai melakanakan shalat.
Salat gerhana
Sementara itu di sejumlah masjid di Kota Banda Aceh juga terlihat pelaksanaan salat gerhana. Di Masjid Baiturrahim Ulhe Lheu, yang tak jauh dari Gedung TDMRC, misalnya, jemaah terlihat memadati masjid hingga ke halaman masjid.

Salat dengan jumlah dua rakaat dan empat ruku’ dan empat sujud ini dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB. Pengurus Masjid Baiturrahim Ulhe Lheu, Bukhari, mengaku sudah membuat pengumuman sejak dua hari sebelumnya, serta mensosialisasikan tata cara salat gerhana kepada jemaah.

“Pelaksanaan salat gerhana sedikit berbeda dengan tata laksana shalat biasa, jadi bisa saja banyak warga yang kurang paham, makanya pihak masjid menyebarkan selebaran tata laksana salat gerhana,” jelas Bukhari. Terlihat Walikota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal juga melaksanakan salat gerhana di Masjid Baiturrahim, Ulhe Lheu.

Penulis : Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami
Editor : Amir Sodikin