Momen Gerhana Matahari Akan Diabadikan Menjadi Tugu di Makassar

Rabu, 9 Maret 2016 | 15:15 WIB
KOMPAS.com/HENDRA CIPTO Warga memadati arena nonton bareng gerhana matahari di Anjungan Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (9/3/2016).

MAKASSAR, KOMPAS.com — Warga Kota Makassar akhirnya dapat menyaksikan gerhana matahari dengan ketertutupan hingga 88 persen, Rabu (9/3/2016). Matahari sabit terbentuk dalam pengamatan di pantai lokasi tersebut.

Di ibu kota Sulawesi Selatan itu, warga dapat menonton penampakan gerhana matahari sebagian melalui layar lebar yang telah dipasang anjungan pantai.

Layar tersebut terkoneksi dengan teropong yang telah dipasang di lantai 11 menara Balai Kota Makassar di Jalan Ahmad Yani.

Acara menonton bersama itu mulai berlangsung sejak pukul 07.26 Wita dan ribuan warga melakukan shalat kusuf berjemaah, khotbah, dan berzikir.

Acara nobar juga diselingi penayangan film dokumenter tentang gerhana matahari, penjelasan ahli astronomi, serta aktraksi budaya pemukulan gendang dengan iringan lagu daerah.

Layar lebar yang menayangkan penampakan gerhana matahari menjadi pusat perhatian. Warga pun menyaksikan mulai gerhana hingga selesai.

Pada saat gerhana mencapai puncaknya, warga diminta menunjuk gerhana tanpa melihat ke atas. Saat itu pula, puluhan fotografer mengabadikannya untuk ditampilkan dalam lomba yang digelar oleh Pemerintah Kota Makassar.

Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto mengatakan, momen gerhana di Makassar ini akan diabadikan dalam sebuah tugu yang menjadi saksi GMT 2016.

"Seluruh kegiatan saat GMT 2016 akan dipasang di tugu. Ini menjadi sejarah bagi Kota Makassar. Dengan tugu itu pula, generasi-generasi selanjutnya akan bisa melihat sejarah GMT 2016," kata dia.

Penulis : Kontributor Makassar, Hendra Cipto
Editor : Laksono Hari Wiwoho