Dari Kacamata Gerhana, Perempuan Ini Raup Ratusan Juta Rupiah

Selasa, 8 Maret 2016 | 19:55 WIB
KOMPAS.com / Wijaya Kusuma Siti Khofsoh saat menunjukan model-model kacamata Gerhana yang ia produksi.

SLEMAN, KOMPAS.com - Fenomena gerhana matahari total pada 9 Maret 2016, menjadi momen yang dinantikan masyarakat.  Antusiasme masyarakat ini menjadi berkah bagi Siti Khofsoh warga Depok, Sleman, Yogyakarta, yang berhasil menjual sedikitnya 3.500 buah kacamata gerhana matahari dan meraup keuntungan ratusan juta.

"Saya mulai menjual kaca gerhana matahari sejak 21 Januari lalu. Kebetulan Ayah jualan benda-benda astronomi juga jadi sekalian," ujar Siti Khofsoh, Selasa (08/03/2016).

Siti mengungkapkan, ada berbagai model kacamata gerhana matahari yang dijualnya, mulai model kipas, kacamata, dan kartu.  Kacamata gerhana matahari ini ia jual dengan harga mulai dari Rp 25.000 sampai dengan Rp 50.000.

"Harganya macem-macem, ya antara Rp 25.000 sampai Rp 50.000," ucapnya.

Selama ini produk kaca mata gerhana matahari ia jual via online, sehingga jangkauan pemasarannya menjadi lebih luas hingga ke luar Jawa.

"Ada warga biasa, ada juga dari instansi. Banyak dari luar Jawa, Ternate dan Papua," tegasnya.

Ia mengaku,  dari mulai 21 Januari lalu sampai dengan 8 Maret 2016 ini dirinya mampu menjual 3.500 kacamata.  "Hasilnya lumayan, pas momentumnya kan juga tidak setiap tahun ada. Kalau diambil rata-rata saja, 3.500 kacamata dikali 35.000, ya Alhamdulilah," tandasnya.

Kacamata gerhana matahari diproduksi sendiri oleh perempuan yang setiap hari berjualan alat-alat astronomi ini  dengan dibantu suami dan tiga karyawanya. Ia menyebut, kacamata buatannya aman untuk menyaksikan gerhana matahari, karena menggunakan filter yang khusus anti radiasi impor dari Amerika.

"Aman sesuai standar untuk melihat gerhana matahari. Filternya saya sengaja ambil dari Amerika," katanya.

Menurut dia, sampai dengan satu hari menjelang gerhana matahari total, permintaan kacamata masih tinggi. 

"Permintaan masih banyak, tapi stok tinggal model kartu dan kipas. Jumlahnya juga tidak banyak," ujarnya.

Penulis : Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma
Editor : Erlangga Djumena