Mentawai Tetap Gelar Atraksi Budaya Sambut Gerhana Matahari

Jumat, 4 Maret 2016 | 00:01 WIB
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA Warga menikmati Pantai Mapadegat di Desa Mapadegat, Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Senin (20/4/2015). Kepulauan Mentawai memiliki potensi wisata yang sangat besar. Selain kawasan pantai, daerah ini juga memiliki ratusan titik ombak yang 73 di antaranya berstandar internasional, taman bawah laut yang memesona, serta kearifan lokal dari suku asli Mentawai.

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar) menggelar atraksi budaya menyambut dan memeriahkan fenomena alam gerhana matahari total pada 9 Maret 2016.

Menurut Kementerian Pariwisata gempa di Mentawai yang terjadi pada Rabu (3/3/2016), tidak membatalkan atraksi budaya tersebut.

"Tidak, semua berjalan sesuai rencana. Festival Mentawai tetap digelar sesuai rencana," ungkap Raseno Arya, Asdep Pengembangan Segmen Pasar Personal yang asli Padang, Sumbar itu, seperti termuat dalam siaran pers yang diterima KompasTravel.

Sebelumnya Dinas Pariwisata Mentawai merencanakan akan mengadakan pertunjukan kesenian, kuliner, permainan tradisional, dan doa bersama lintas agama pada malam sebelum gerhana.

"Seluruh kegiatan untuk menyambut gerhana matahari total akan dipusatkan di Desa Silabu, Pulau Pagai Utara, sehari sebelum gerhana kami akan menampilkan berbagai atraksi budaya khas Mentawai," Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Mentawai, Desti Seminora di Tuapejat kepada Antara, Senin (29/1/2016).

Ia menjelaskan, kegiatan yang bertajuk "Mentawai Total Solar Eclipse 2016" itu merupakan salah satu rangkaian kegiatan menyambut festival pesona Mentawai yang akan digelar pada 19 sampai 21 April 2016.

Desti menambahkan, selain menggelar berbagai kegiatan menyambut GMT 2016 tersebut, pihaknya juga akan membagikan kacamata dan melakukan sosialisasi tentang fenomena gerhana matahari kepada masyarakat.

"Selain pengamatan gerhana, kegiatan tersebut juga diisi dengan penampilan seni, kuliner tradisional, kembang api dan ibadah lintas agama," katanya.

Editor : Ni Luh Made Pertiwi F
Sumber : ANTARA