Mau Lihat Gerhana Matahari di Pontianak? Di Sini Tempatnya...

Rabu, 2 Maret 2016 | 06:00 WIB
KOMPAS/KARTONO RYADI Keindahan Gerhana Matahari Total (GMT) yang banyak diburu orang. Foto ini diambil dari Pantai Penyak, 36 kilometer di selatan Pangkal Pinang, Bangka, Sumatera Selatan, saat terjadi GMT 18 Maret 1988. GMT akan kembali terjadi di wilayah Indonesia pada 9 Maret 2016.

PONTIANAK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat, bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Pontianak akan menyiapkan dua titik lokasi pengamatan gerhana matahari pada 9 Maret 2016.

"Kami memberi ruang kepada warga untuk dua titik pengamatan gerhana matahari, yakni di Lapan Pontianak dan Masjid Raya Mujahidin," ujar Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, Selasa (1/3/2016).

Di Pontianak, gerhana matahari diperkirakan muncul dengan intensitas 93 persen. Di Kalimantan Barat, gerhana matahari total akan terjadi di Kabupaten Ketapang.

Selain di Lapan, Pemkot Pontianak juga akan menyiapkan fasilitas teropong dan kacamata khusus gerhana di kompleks Masjid Raya Mujahidin. Fasilitas tersebut disediakan untuk warga yang ingin menyaksikan detik-detik fenomena langka tersebut.

"Di Masjid Mujahidin juga akan digelar shalat sunah gerhana matahari," kata Edi.


Ia juga mengajak para pelajar untuk mempelajari ilmu sains serta menggali informasi lebih dalam terkait gerhana matahari, termasuk dampak yang ditimbulkannya bila dilihat dengan mata telanjang.

Kepala Lapan Pontianak Muzirwan mengatakan, Lapan akan menyediakan 180 kacamata khusus untuk melihat kejadian yang hanya terjadi ratusan tahun sekali ini. Kacamata itu akan dibagi di dua lokasi pengamatan.

"Mungkin sekitar 100 atau 90 kacamata di Lapan dan 90 di Masjid Raya Mujahiddin," katanya.

Masyarakat yang ingin melihat peristiwa alam ini diimbau untuk tidak mengamati gerhana dengan mata telanjang dan harus menggunakan alat khusus.

Menurut Muzirwan, ketika bulan menutupi matahari, memang tidak menimbulkan dampak yang berarti bagi orang yang melihatnya.

Yang perlu diwaspadai ketika matahari mulai muncul dan bulan bergeser karena saat itulah sinar matahari dapat mengganggu fungsi retina mata manusia.

"Dampaknya memang tidak dirasakan pada saat itu juga tetapi dikuatirkan dalam jangka waktu beberapa minggu atau bulan kemudian baru terasa," jelas Muzirwan.

Oleh sebab itu, ia mengimbau masyarakat tidak terlalu terlena saat mengamati gerhana matahari sebab ada fase-fase tertentu yang harus diwaspadai.

Penulis : Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan
Editor : Laksono Hari Wiwoho