Pedagang Kecil Yakin Gerhana Matahari Dongkrak Aktivitas Penjualan

Selasa, 1 Maret 2016 | 22:01 WIB
KOMPAS/NINOK LEKSONO Tim peneliti gerhana Matahari Total Amerika Serikat dengan peralatan yang waktu itu terbilang modern seberat 6 ton melakukan gladiresik untuk mengamati gerhana matahari total 11 Juni 1983. Dikoordinasi meteorolog Dr Morris Arzenman mereka menempati wilayah pengamatan seluas 400 meter persegi di Tanjung Kodok, Jawa Timur.

KOMPAS.com - Delapan hari menuju peristiwa Gerhana Matahari Total yang melintasi Indonesia, pemerintah daerah terus bersiap menyambut lonjakan pengunjung yang ingin datang menikmati atau mempelajari fenomena angkasa ini.

Tidak ketinggalan para pelaku usaha yang berharap kucuran rezeki dari kedatangan para pengunjung, meski patut disesalkan bahwa upaya untuk mensosialisasikan peristiwa ini masih kurang marak.

Inilah kesimpulan yang muncul dari reportase dari wartawan harian Kompas yang datang dari berbagai daerah dan dirangkum secara bernas. Beberapa penuturan pengusaha kecil dari berbagai daerah misalnya Palangkaraya, Palembang, Ternate, dan Palu menyiratkan optimisme bahwa peristiwa ini membawa dampak setidaknya dari peningkatan permintaan akan barang yang mereka jual.

Satu contohnya adalah pengusaha kaus motif Dayak Saverock di Palangkaraya yang mengaku mengalami lonjakan permintaan hingga 50 persen dari hari normal.

Hanya saja, reportase ini juga menangkap lontaran sebagian pengusaha yang belum mengetahui tentang gerhana dan mengaku belum mendapatkan pemberitahuan dari pemerintah.

Tulisan lengkapnya bisa dibaca di dalam laporan yang diturunkan di harian Kompas hari Rabu (2/3/2016) termasuk kendala yang dihadapi oleh lembaga setingkat kementerian untuk membantu masalah yang dihadapi para pedagang. 

Baca lebih lengkap ulasannya besok di harian Kompas.  Bagi yang belum berlangganan, silakan kunjungi http://kiosk.kompas.com. Harian Kompas juga bisa diakses via e-paper di http://epaper.kompas.com. Selain itu juga bisa dinikmati versi webnnya di http://print.kompas.com

Penulis : Didit Putra Erlangga Rahardjo
Editor : Amir Sodikin