Pembangunan Tanjung Kelayang sebagai KEK Pariwisata Dipercepat
TANJUNG PANDAN, KOMPAS - Bertepatan dengan momentum gerhana matahari total pada 9 Maret 2016, Kementerian Pariwisata bertekad menjadikan kawasan Tanjung Kelayang di Pulau Belitung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata.
Upaya itu diharapkan mampu mendongkrak industri pariwisata Belitung, meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara, dan meningkatkan perolehan devisa.
”Perwujudan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata akan menjadikan pengelolaan Tanjung Kelayang dalam manajemen tunggal,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya saat menjadi pembicara kunci di Seminar Pariwisata: Fenomena Gerhana Matahari dan Pengembangan Pariwisata yang diselenggarakan Kompas dan Kementerian Pariwisata di Tanjung Pandan, Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, Senin (22/2/2016).
Penetapan itu diharapkan akan dilakukan Presiden Joko Widodo bertepatan dengan kunjungan untuk menyaksikan gerhana matahari total di Belitung pada 9 Maret 2016.
Penetapan KEK itu diharapkan akan meningkatkan jumlah wisatawan asing ke Tanjung Kelayang dari 10.000 orang pada 2014 menjadi 500.000 orang pada 2019 atau naik 50 kali lipat dalam lima tahun.
Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Utama Pariwisata Hiramsyah Sambudhy Thaib menambahkan, dari 15 syarat pembentukan KEK, hanya tinggal satu syarat yang belum selesai, yaitu syarat analisis mengenai dampak lingkungan (amdal).
Namun, proses amdal itu sudah berjalan dan diharapkan selesai sekitar satu minggu ke depan sehingga peraturan pemerintahnya bisa segera diterbitkan. Setelah itu, kawasan khusus itu diresmikan bertepatan dengan momentum gerhana matahari total yang melintasi wilayah Belitung pada 9 Maret nanti.
Sebagai contoh, KEK Pariwisata yang berhasil adalah kawasan Nusa Dua, Bali, yang ditetapkan sejak masa Orde Baru. Kini, Nusa Dua menjadi tujuan wisata alam, hiburan, pertemuan dan pameran yang tak hanya terkenal di Indonesia, tetapi juga seluruh dunia.
Menurut Hiramsyah, dengan terbentuknya KEK, akan ada sejumlah insentif perpajakan dan fiskal yang diberikan untuk menarik investor. Berbagai insentif itu diharapkan memberikan penghematan 30-35 persen bagi investor.
Untuk mendukung pengembangan Tanjung Kelayang sebagai KEK Pariwisata dibutuhkan investasi sekitar Rp 18 triliun, yang terdiri dari Rp 10 triliun investasi dari pemerintah dan Rp 8 triliun berupa investasi sektor swasta.
”Semua harus jalan bersama-sama, tidak bisa saling mengandalkan atau menunggu investasi pemerintah atau swasta lebih dulu,” ujarnya.
Investasi yang dilakukan pemerintah antara lain dengan menjadikan Bandar Udara HAS Hanandjoeddin, Tanjung Pandan, sebagai bandara internasional. Untuk itu, landasan pacu pesawat akan diperpanjang dari 2.250 meter menjadi 2.800 meter.
Menurut Arief, pembangunan bandar udara internasional itu penting karena lebih dari 75 persen turis asing datang ke Indonesia melalui moda transportasi udara.
Oleh karena itu, kemudahan akses itu diharapkan memudahkan wisatawan asing, khususnya dari Malaysia, Singapura, dan Tiongkok, ke Belitung.
Jumlah itu beberapa kali lebih besar dibandingkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Belitung, lokasi keberadaan KEK Tanjung Kelayang.
”Pariwisata harus jadi ujung tombak industri nasional karena memberi nilai tambah jauh lebih besar secara terus-menerus,” kata Arief.
Terlebih lagi, saat ini sumbangan industri minyak dan gas bumi, batubara, dan kelapa sawit terhadap produk domestik bruto nasional terus menurun seiring anjloknya harga berbagai komoditas di pasar global. (M Zaid Wahyudi)
Editor | : | I Made Asdhiana |
Sumber | : | Harian Kompas |