Pesisir Barat Pilihan Baru Wisata di Belitung

Sabtu, 13 Februari 2016 | 19:07 WIB
KOMPAS/KRIS RAZIANTO MADA Salah satu sisi Pulau Seliu di pesisir barat Belitung, Kepulauan Bangka Belitung. Selama ini, pelancong terkonsentrasi pada obyek-obyek wisata di pesisir selatan Belitung. Padahal, pulau itu punya banyak obyek wisata lain, seperti Pulau Seliu.

WISATA Belitung hampir selalu diidentikkan dengan Pulau Lengkuas, Tanjung Kelayang, atau replika sekolah Laskar Pelangi. Padahal, pulau di tepi Selat Karimata tersebut masih punya pilihan lokasi wisata lain yang cocok untuk semua jenis pelancong, yakni di pesisir barat Pulau Belitung.

Memang, Belitung terutama tersedia bagi mereka yang ingin menikmati pantai dengan hiasan granit yang lebih besar dari rumah. Tiket pesawat ke pulau seluas 4.800 kilometer persegi itu diburu mereka yang ingin merasakan wisata bahari. Kunjungan ke Belitung seperti menikmati sensasi berhentinya waktu.

Orang Belitung hidup dengan ritme santai. Bisa menghabiskan waktu berjam-jam di kedai kopi. Kebiasaan yang diwariskan sejak masa pertambangan timah dan lada jaya di pulau itu.

Pertambangan timah dan perkebunan lada sudah melewati senjakala dan Belitung mati suri. Kini, pariwisata digadang menjadi motor baru perekonomian pulau itu. Pariwisata kini datang menjadi mesias.

Para pebisnis pariwisata Belitung terus mencari lokasi wisata baru untuk memuaskan keinginan pelancong. Kini, pandangan pelancong kerap tertuju pada Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Tanjung Tinggi, dan Pulau Lengkuas.

Lokasi-lokasi wisata di sebagian pesisir utara Belitung kebetulan mendapat banyak promosi lewat aneka film dan kegiatan.

Jika suka memancing atau menyelam, pesisir barat Belitung layak dilirik. Bagian Belitung yang di sisi Selat Gaspar itu punya koleksi terumbu karang.

Perairan itu juga pernah menjadi rute pelayaran internasional masa lalu. Ada sejumlah kapal niaga karam di sana. Kini, lokasi karam kapal-kapal itu menjadi tempat penyelaman.

”Balai Arkeologi Palembang sudah beberapa kali menyurvei situs bawah di pesisir Belitung. Ada beberapa yang sudah didata secara rinci. Ada pula yang baru diketahui koordinatnya,” kata pebisnis pariwisata Belitung, Agus Pahlevi.

Sementara itu, seorang warga Belitung, W Firdaus, mengatakan, memancing di perairan Belitung amat memuaskan. Pria yang baru beberapa bulan pindah kerja di Belitung itu menyatakan, lokasi memancing tersebar di darat dan di laut.

”Saya bisa setiap hari memancing karena tidak perlu berlayar atau berjalan jauh. Naik kapal tidak sampai satu jam sudah sampai di titik pancing laut. Jalan beberapa jam ke dalam hutan sudah bertemu titik memancing baru. Baru berapa bulan di sini, ada saja titik memancing baru,” ucapnya.

Wilayah terpencil

Para pelancong juga diajak menyambangi pulau-pulau di pesisir Belitung. Selama ini, pulau paling banyak disinggahi adalah Pulau Lengkuas yang bisa dijangkau dari Tanjung Kelayang.

Kini, para pelancong bisa memilih Pulau Mendanau atau Pulau Seliu di Belitung. Sementara di Belitung Timur bisa melancong ke Pulau Selandu.

Kunjungan ke pulau disarankan bagi mereka yang benar-benar menyukai petualangan ke daerah terpencil. Jangankan sinyal telepon seluler, gelombang radio dan televisi saja hampir tidak ada di pulau-pulau itu.

Pulau-pulau itu bisa dijangkau dalam dua jam pelayaran dengan kapal kayu. Pulau-pulau lain butuh pelayaran lebih lama untuk dijangkau sehingga tidak cukup sehari untuk pergi-pulang ke sana.

”Pariwisata Belitung terutama membidik kunjungan akhir pekan. Waktu terbang Jakarta-Belitung lebih singkat dibandingkan dengan perjalanan dari Monas menuju Bandara Soekarno-Hatta,” kata Agus.

Beberapa waktu terakhir, Agus membawa rombongan pelancong ke Pulau Seliu. Kampung dengan rumah khas Melayu Belitung, pantai yang belum tersentuh pengelolaan profesional, hingga wisata kuliner kampung menjadi pilihan lain.

Kapal layar

Pulau-pulau kecil di Belitung juga tengah berusaha dipasarkan kepada pengguna kapal layar wisata pribadi. Pemerintah tengah berusaha menarik lebih banyak penjelajah lautan itu. Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2015 tentang Kunjungan Yacht Asing ke Indonesia menjadi salah satu modalnya.

Pemerintah memangkas sejumlah prosedur dan memberi kemudahan para penjelajah untuk pelesir ke Indonesia dengan kapal wisata pribadi.

Memang, Belitung bukan salah satu dari 18 pelabuhan masuk yang ditetapkan dalam perpres itu. Sebab, Belitung berada di tengah perairan teritorial Indonesia, bukan di perbatasan laut.

Belitung mudah dijangkau dari Batam atau Bintan, dua pelabuhan yang ditetapkan dalam Perpres No 105/2015. Pemilik atau pengguna kapal bisa mengurus perizinan di tempat jika masuk lewat salah satu dari 18 pelabuhan itu, termasuk di Batam dan Bintan.

Kapal layar dan kapal wisata pribadi harus memiliki clearance approval to Indonesian territory, surat izin berlayar, dan izin impor sementara.

”Kunjungan kapal layar pribadi memang belum marak. Mungkin karena perpres itu masih baru. Selain itu, penerbitan perpres juga berdekatan dengan musim dingin di Eropa dan Amerika atau musim barat di Indonesia. Musim barat dengan angin kencang dan ombak tinggi kurang cocok untuk waktu pelesir. Kecuali memang penjelajah yang mencari kondisi alam menantang,” kata Wakil Ketua DPRD Belitung Isyak Meirobie. (Kris R Mada)

Editor : I Made Asdhiana
Sumber : Harian Kompas