Terkait GMT, Halmahera Barat Merasa Dirugikan, Ini Alasannya...

Senin, 1 Februari 2016 | 13:42 WIB
KOMPAS/KARTONO RYADI Keindahan Gerhana Matahari Total (GMT) yang banyak diburu orang. Foto ini diambil dari Pantai Penyak, 36 kilometer di selatan Pangkal Pinang, Bangka, Sumatera Selatan, saat terjadi GMT 18 Maret 1988. GMT akan kembali terjadi di wilayah Indonesia pada 9 Maret 2016.

TERNATE, KOMPAS.com - Pariwisata Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara merasa dirugikan terkait peristiwa Gerhana Matahari Total (GMT) pada 9 Maret 2016.

Sampai Sabtu (30/1/2016), belum ada satu pun wisatawan asing maupun domestik yang memesan tiket untuk menyaksikan GMT di Jailolo Halmahera Barat.

Padahal kabupaten dan kota lainnya seperti Ternate dan Tidore jumlah wisatawan yang memesan kamar hotel dan penginapan telah mencapai ribuan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Halmahera Barat, Feny Kiat kepada KompasTravel mengaku merasa dipermalukan dalam pertemuan bersama pihak Kementerian Pariwisata serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang berlangsung Senin (25/1/2016) lalu di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta.

Dalam video animasi yang ditampilkan, Kabupaten Halmahera Barat tidak masuk di dalamnya. Yang ada hanya Ternate dan Tidore.

"Saya kaget, kok dalam video hanya Ternate dan Tidore yang dilalui GMT, padahal dari pihak Kementerian dan LAPAN sudah melakukan survei di Jailolo karena memang Jailolo sebagai salah satu daerah di Maluku Utara yang juga dilalui GMT," katanya.

"Terus saya tanya dalam forum rapat, kenapa Jailolo tidak masuk dalam video animasi. Jawabnya karena yang disampaikan dari pihak Dinas Pariwisata Pemprov Maluku Utara ke Kementerian dan LAPAN hanya Ternate dan Tidore. Dengar itu saya kecewa dan tidak semangat lagi. Kalau begini, terus terang Halmahera Barat sangat dirugikan," ujar Feny.

Setelah dikonfirmasi dan kroscek, lanjut Feny, pihak Kementerian Pariwisata dan LAPAN meminta maaf atas miskomunikasi dan menyatakan secara resmi bahwa Jailolo sebagai salah satu daerah di Maluku Utara yang dilalui GMT.

"Pihak Kementerian dan LAPAN janjikan akan bantu publikasi melalui situs mereka bahwa Jailolo sebagai daerah yang dilalui GMT," ujar Feny.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Upacara adat Jailolo, 'Sigofi Ngolo' dalam Festival Teluk Jailolo 2014 di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Jumat (30/5/2014).
Padahal, sambung Feny, Pemkab Halmahera Barat jauh-jauh hari telah menyiapkan sejumlah rangkaian kegiatan menyambut GMT, di antaranya festival seni budaya, serta menampilkan tradisi lama setiap gerhana matahari yaitu ‘pukul tempurung’.

Namun dengan miskomunikasi ini, Feny mengaku masih melihat perkembangan hingga pertengahan Februari nanti. Jika ada wisatawan yang memesan hotel di Jailolo maka Pemkab Halmahera Barat akan menyiapkan diri sebaik mungkin menyambut wisatawan yang ingin menyaksikan GMT.

"Kalau memang tidak ada wisatawan, ya kita tetap sambut tapi mungkin tidak ada yang namanya festival seni budaya. Jailolo mungkin hanya menawarkan paket wisata yang dititipkan di GMT Center Ternate. Siapa tahu wisatawan akan menyeberang ke Jailolo atau mungkin (hotel) di Ternate dan Tidore fully booked nanti bisa jadi mereka beralih ke Jailolo," tambah Feny.

Penulis : Kontributor Ternate, Fatimah Yamin
Editor : I Made Asdhiana