Cara Aman Lihat Gerhana Matahari Total

Minggu, 31 Januari 2016 | 14:08 WIB
Edwin Djuanda Gerhana matahari total pada 11 Juni 1983. Lokasi Tanjung Kodok, Tuban, Jawa Timur. Kamera: Canon F1, Film Kodakcolor, ISO 100, Lensa FD 400 mm/f/4.5 pada bukaan 5.6, kecepatan rana 1/15 detik dengan tripod, tanpa filter. Arsip Edwin Djuanda, pernah dimuat di Kompas, 4/8/2009.

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena alam Gerhana Matahari Total pada 9 Maret mendatang akan menyedot perhatian masyarakat Indonesia dan juga mancanegara.

Langit akan gelap tanpa sinar matahari yang tertutup oleh bulan. Pastinya, semua orang akan mencoba melihat ke arah gerhana matahari total.

Rasa penasaran tersebut akan dapat terobati ketika Anda bisa melihatnya secara langsung di langit. Namun, bagaimanakah cara aman untuk dapat melihat Gerhana Matahari Total?

Berikut tips berdasarkan penuturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djalalludin.

Kacamata khusus

"Kalau mau melihat matahari agak lama itu amannya pakainya kacamata dengan filter Neutral Density 5," kata Thomas dalam Jumpa Pers Gerhana Matahari Total 2016 di Jakarta, Senin (25/1/2016).

Kacamata itu berfungsi untuk mereduksi pancaran sinar matahari hingga 100.000 kali sinar matahari.

Saat tepat melepas kacamata

Kemudian, ketika Gerhana Matahari Total berlangsung, lepaslah kacamata untuk dapat melihat korona matahari secara sempurna. Namun jangan lupa untuk segera memakai kacamata tersebut ketika mulai peralihan gerhana total menuju ke sebagian.

Gerhana Matahari Total pada 9 Maret mendatang akan melintasi 12 provinsi di Indonesia seperti Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.

Adapun lokasi yang paling lama dilintasi oleh Gerhana Matahari Total yakni di Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara. Lama Gerhana Matahari Total di Maba yakni 3 menit 17 detik.

Penulis : Wahyu Adityo Prodjo
Editor : Ni Luh Made Pertiwi F