Saat Gerhana, Suryati "Ngumpet" di Kolong Tempat Tidur

Jumat, 29 Januari 2016 | 17:49 WIB
KOMPAS.com/SUKOCO Matahari tenggelam di wilayah Nunukan. BMKG Nunukan menghimbau masyarakat meyaksikan gerhana matahari dengan cara aman.

SURABAYA, KOMPAS.com - Suryati tertawa geli jika mendengar kata "gerhana matahari" atau "gerhana bulan". Wanita 52 tahun itu teringat saat dia disuruh orangtuanya bersembunyi di bawah kolong tempat tidur saat ada gerhana bulan.

Kala itu, dia sedang hamil anak pertamanya. Meski di dalam hatinya tidak percaya, namun saat itu Suryati tetap melakukan demi kesehatan dan kelancaran kelahiran anaknya.

"Orangtua saya bilang, kalau tidak sembunyi di kolong tempat tidur anaknya akan buta," kata ibu tiga orang anak ini, Jumat (29/1/2016).

Suryati lupa tahun berapa dia bersembunyi di kolong tempat tidur, saat ada gerhana bulan yang berlalu hanya beberapa menit itu. Yang jelas, saat itu perutnya sudah besar karena usia kehamilan menginjak usia tujuh bulan.

"Saya ambil bantal dan tidur terlentang di bawah tempat tidur," kata warga Rungkut Kidul Surabaya itu. 

Sembari berada di bawah kolong tempat tidur, Suryati terus bertanya kepada suaminya, apakah gerhana bulan sudah selesai atau masih berlangsung, karena dia merasa tidak betah lama-lama berada di kolong tempat tidur. 

Menurut kepercayaan almarhumah ibunya yang bersuku Jawa tulen, terjadinya gerhana bulan, karena bulan ditelan oleh raksasa, atau orang Jawa biasa menyebutnya "buto".

"Ibu hamil dan akan yang dikandungnya boleh keluar rumah atau melihat buto tersebut. Saking besarnya, mata bayi akan buta jika melihat buto," ungkapnya.

Suryati tidak mengetahui informasi jika pada 9 Maret mendatang akan terjadi Gerhana Matahari total. Fenomena alam langka tersebut diprediksi akan dapat dirasakan di 12 provinsi. Provinsi di Pulau Jawa tidak termasuk di dalamnya. 

"Yang jelas kalau ada saya tidak akan sembunyi lagi, itukan kepercayaan orang tua dulu," kata pembantu rumah tangga yang menolak diambil gambar karena malu.

Penulis : Kontributor Surabaya, Achmad Faizal
Editor : Glori K. Wadrianto