Menyongsong GMT, Kalbar Siapkan Budaya Khasnya

Rabu, 27 Januari 2016 | 18:20 WIB
Agatha Bunanta Gerhana matahari total pada 22 Juli 2009 dilihat dari Kota Chongqing, China. Kamera Canon EOS 1D Mk3, ISO 800, rana 1/100 detik, diafragma 6,3, aperture priority dengan kompensasi minus 3, lensa 400 milimeter, dengan krop. Arsip Agatha Bunanta, pernah dimuat Kompas, 4/8/2009.

PONTIANAK, KOMPAS.com - Gerhana Matahari Total (GMT) 2016 akan menjadi momentum untuk mendongkrak sektor pariwisata. GMT ini bisa disaksikan serentak hampir di seluruh wilayah Indonesia pada Rabu, 9 Maret 2016.

Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang wilayahnya akan dilintasi GMT 2016, telah mempersiapkan diri dengan sejumlah event menarik agar wilayahnya banyak dikunjungi wisatawan.

Sedangan durasi GMT sekitar 2-3 menit dan akan melintasi 12 provinsi seperti, Kalimantan Barat, Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.

Dari provinsi-provinsi tersebut, GMT akan melintasi sejumlah kota besar seperti, Palembang, Tanjung Pandan, Palangkaraya, Balikpapan, Palu, Ternate, dan Sofifi.

Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis MH menyatakan, Pemprov Kalbar akan mempersiapkan acara menyambut GMT yang dilakukan Dinas Pariwisata Provinsi Kalbar.

Namun Cornelis belum tahu pasti apakan GMT akan secara utuh melewati Kalbar atau hanya biasnya saja. Karena diprediksi gerhana akan melewati antara Sampit dan Ketapang.

"Jika memang melewati Kalbar secara utuh, maka akan dipersiapkan acara pariwisata untuk menyambut fenomena tersebut," ucapnya dalam konferensi pers Gerhana Matahari Total 2016 di Jakarta, Senin (26/1/2016).

Sementara itu Kepala Biro Humas Provinsi Kalbar, Numsuan Madsun menuturkan, Pemprov Kalbar menyambut baik atas fenomena langka ini.

"Kami akan mempersiapkan beberapa event yang saat ini, masih dikaji apakah melewati Kalbar secara utuh atau tidak. Yang jelas beberapa event budaya khas Kalimantan Barat, karena ini fenomena langka yang bisa menarik pengunjung dalam dan luar negeri," kata Madsun.

Editor : I Made Asdhiana
Sumber : Tribun Pontianak